Waingapu.Com – Sedikitnya 100 pengunjuk rasa di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT melakukan aksinya dengan anarkis, Kamis (13/03) siang kemarin. Para pengunjuk rasa melempari petugas dengan botol dan gelas minuman kemasan. Tak hanya itu telur ayam busukpun dilemparkan kepada para petugas. Aksi massa itu dipicu kekecewaan terhadap keputusan KPUD dalam tahapan pelaksanaan Pemilihan Legisaltif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres)y yang hingga kini masih berproses.
Seperti terpantau saat itu, petugas pengendali massa (Dalmas) yang diturunkan, tidak mampu meredam aksi. Massa bahkan kian beringas hingga membakar dan menghanguskan fasilitas umum.
Karena terus tertekan, kapolres akhirnya mengambil kebijakan meminta bantuan Brimob Sumba Timur setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Kapolda NTT. Bantuan Brimob akhirnya diturunkan untuk meredam dan menghalau massa yang kian beringas agar tidak berdampak lebih luas.
Dua orang pengunjuk rasa terluka terkena tembakan peluru karet aparat, sementara massa lainya kucar kacir karena tembakan gas air mata dan cannon water aparat. Tiga jam pasca demo anarkis itu, petugas akhirnya dapat mengendalikan dan menguasai situasi.
“Kegiatan ini merupakan puncak dari latihan atau simulasi Pam yang telah dilakukan sebelumnya. Ini sebagai bentuk kesiapan aparat gabungan seperti Polres, TNI.Pol PP dan Linmas dalam mengamankan segala tahapan pelaksanaan Pemilu,” jelas Kapolres Sumtim, AKBP. Supiyanto, kepada wartawan usai gelaran simulasi di halaman belakang Mapolres setempat.
Aneka tahapan pelaksanaan pemilu bukan mustahil akan diwarnai aksi-aksi yang bisa saja merugikan masyarakat umum. Oleh karena itu, kesiapan petugas pengamanan dari berbagai elemen pendukung menjadi hal yang mutlak, hingga proses demokrasi bisa berjalan tanpa adanya darah tertumpah karena aksi anarkisme.(wyn)