Waingapu.Com – Walau terkesan mendadak mendapatkan tawaran untuk bertanding ke Mexico guna menantang Miguel Berchalt, juara bertahan kelas bulu super WBA, tidak lantas membuat ciut nyali Defry Palulu, pemuda asal Muhukaba, Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. “Seorang atlit apalagi atlit petarung seperti saya yang petinju ini, sejatinya harus siap setiap saat, itu pirnsip saya,” tandasnya kala dihubungi via fasiltas WhatsAps, Sabtu (03/01) malam lalu memulai percakapan seputar batal berduel dengan sang juara.
“Saya kecewa sekali karena batal berangkat hanya karena masalah visa. Tapi mau bagaimana lagi, tidak bisa kita paksa keadaan. Saya kecewa juga karena tidak ada sedikitpun upaya pemerintah dan kementerian terkait untuk bantu kami. Terkesan menganaktirikan kami dari olah raga tinju, padahal tidak sedikit juga tinju bawa harum nama bangsa dan bisa berprestasi. Dan dengan tinju kita bisa kibarkan bendera Merah Putih dan nyayikan lagu kebangsaan di negeri orang, kalah ataupun menang,” urainya kesal.
Defery juga memaparkan perihal keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa, sekalipun harus ditinggal dan harus meredam perasaan ketika orang tercinta mereka bertarung, menguras keringat, darah bahkan nyawa di atas ring. “Kami bertarung untuk bangsa, peras keringat, darah bahkan taruh nyawa, namun apresiasinya seperti ini. Bukan saya saja Aya (sapaan untuk kakak dalam bahasa Sumba Timur, – red) tapi bang Daud Jordan juga alami hal sama,” timpalnya.
Diakui Defry, untuk visa saat ditawarkan bertarung dengan juara dunia itu, memang diurus oleh pihak Meksiko. Namun tentunya jika instansi terkait di Indonesia bisa membantu, tentu akan lebih mudah.
“Saya hanya bisa harap dibantu dan diberi kemudahan, itu selalu doa saya. Karena jujur saya begitu dapat tawaran itu fokusnya lebih kepada fisik dan sparing,” imbuh Defry serya berharap kedepannya masih ada kesempatan untuk bertarung di kejuaraan dunia. Juga harapannya agar peristiwa serupa tidak sampai menimpa rekan-rekan sesama petinju Indonesia.
“Saya juga mau ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah sempat memberikan doa, harapan dan dukungan lainnya, begitu tahu saya siap bertarung. Kesal memang, namun saya serahkan sepenuhnya juga pada harapan dan iman, bahwa Tuhan Yesus punya rencana indah untuk saya dimasa datang,” pungkas Defry.(ion)