Jalan Nasional Rawan Longsor, BPJN NTT Surati Balai TN Matalawa

oleh
oleh
Tanah Longsor

Waingapu.Com – Ruas jalan Nasional khususnya yang melintasi kawasan hutan Langgaliru, Manupeu – Tanadaru di Kabupaten Sumba Tengah kian hari kian memprihatinkan. Banyak pihak mengharapkan penanganan lebih cepat terlaksana. Namun tak bisa pula dipungkiri, regulasi yang mengatur terkait perlakuan khusus bagi kawasan Taman Nasional, membuat perbaikan jalan yang longsor itu harus melalui sejumlah tahapan. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi NTT, melalui Welly Sugu, selaku PPK Jalan Nasional Kabupaten Sumba Barat, NTT membenarkan adanya sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk melakukan perbaikan jalan yang melintasi kawasan Taman Nasional (TN) Manupeu – Tanadaru – Laiwanggi – Wanggameti (Matalawa).

“Kami melalui Kepala Balai kami, Kepala Balai Jalan sudah menyurati Kepala Balai Taman Nasional, dan dari balai Taman Nasional sudah merespon surat kami dengan baik. Cuma kami belum bisa melakukan pekerjaan karena satu dipaket itu masih proses lelang. Kita harapkan secepatnya ada pemenangnya hingga bisa kita segera mulai pekerjaan itu. Tapi berikutnya dalam satu dua hari kedepan kami bersama Balai Taman nasional akan lakukan pertemuan dan peninjauan bersama lagi di lapangan,” urai Welly, yang dihubungi via gawainya, Selasa (13/03) malam lalu.

Welly yang saat itu sedang berada di Kupang, mengakui bahwa jalan nasional ini sangat strategis karena menghubungkan empat Kabupaten se pulau Sumba. Agar tidak putus total, diakuinya harus secepatnya ditangani walaupun tertangani secara darurat.

“Mengatasinya secara darurat tidak ada jalan lain selain kita kikis atau gali tebing. Namun karena ini ruasnya berada di kawasan tentu harus seizin balai Taman Nasional,” tukasnya ketika ditanya kemungkinan langkah darurat yang bisa dilakukan sehubungan dengan kecemasan jalan akan terus rusak tergerus dan longsor dan berpotensi putus total.

Diakui Welly, ruas jalan nasional yang melintasi kawasan TN. Matalawa rawan longsor. Sedikitnya, demikian Welly tebing dan jalan yang berpotensi longsor itu mencapai 150 meter.

“Jadi nanti dari titik longsoran yang tengah itu kita tarik tujuh puluh lima meter ke arah Waingapu dan sekitar lima puluhan meter lagi ke arah Waikabubak. Memang kita butuh lahan di kawasan itu sekitar seratus limapuluhan meter, sedangkan untuk longsor yang menjadi tittik tengah itu sekitar lima belas meter panjangnya,” jabar Welly. (ion)