Juni Hingga Medio September 2019, 69 Rumah Di Sumba Timur Terbakar

oleh
oleh
Rumah Terbakar

Waingapu.Com – Cuaca ekstrim berupa angin kencang dan juga masifnya aktifitas pembakaran padang di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) NTT menjadi salah satu pemicu tingginya angka kebakaran rumah tinggal atau rumah hunian dan tempat usaha. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat sejak Juni hingga 17 September 2019 saja, 66 unit rumah warga terbakar. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sumtim, Martina D. Jera melalui Simon Petrus, Kepala Seksi (Kasie) Kedaruratan dan Logistik BPBD kepada wartawan Rabu (18/09) siang kemarin kala dihubungi via telepon selularnya.

Rumah Terbakar

“Dari 66 unit rumah yang terbakar itu dapat dirincikan yakni 62 unit rumah tinggal, tiga unit tempat usaha dan satu unit bangunan sekolah. Kebanyakan penyebabnya bersumber dari api dari dapur, dimana tidak dipadamkan usai beraktifitas, lalu kemudian karena hembusan angin kencang, membuat api membesar dan mengenai material rumah yang mudah terbakar,” urai Simon.

Baca Juga:  Walhi NTT Kritisi Tata Kelola Lingkungan Jadi Penyebab KLB DBD Di Sumba Timur
Rumah Terbakar

Masih papar Simon, kemarau panjang yang diberengi dengan hembusan angin kencang, menjadikan api cepat merambat. Selain itu, dari total rumah yang terbakar itu, 12 diantaranya juga dipicu oleh aktiftas pembakaran padang yang mana apinya tidak terkendali dan merambat hingga pemukiman atau perkampungan.

Postingan Rumah Terbakar

Untuk menjadi catatan, data BPBD ini jika ditambahkan dengan tiga unit rumah yang terbakar, Rabu (18/09) siang kemarin, di Laikora, Desa Ngadu Langgi, Kecamatan Nggaha Ori Angu, total sebanyak 69 unit rumah telah jadi ‘abu dan arang’ pasca diamuk si jago merah. Sebagaimana diabadikan dan juga dishare oleh account Melkianus H. Wohangara, kemarin nampak asap membubung dari kampung Laikora sementara warga tidak mampu untuk menjinakkan api dan hanya bisa pasrah. (ion)

Baca Juga:  Ini Seruan Umbu Pura Pating Sikapi Surat Kemendagri Terkait Polemik Tanah Ulayat

Komentar