Keaslian & Keasrian Bukit Tanau Dibayangi Ancaman Aneka Sampah

oleh
oleh
Sampah di bukit Tenau

Waingapu.Com – Keasrian dan keaslian bukit Tanau di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, benar-benar memukau Haydar, Billy dan Rifqi, tiga orang pemuda asal Jakarta. Tak hanya diungkapkan lewat kata dan kalimat, namun dilengkapi dengan rautan wajah ceria dibarengi canda, tawa dan senyum sumringah. Semuanya terang terlihat kala ketiganya berkunjung ke salah satu lokasi wisata populer di Sumtim itu pekan silam. Namun yang justru lebih menarik adalah ketika pori-pori wajah dan tubuh mereka meneteskan keringat ke atas rerumputan bukit Tanau. Kala jemari mereka spontan memungut aneka sampah plastik, kaleng dan botol bekas minuman yang mereka temukan.

“Tempat ini sangat memukau dan sajikan pemandangan lengkap. Kami sudah berkeliling ke beberapa tempat di Indonesia, dan tidak ada yang menyamai lokasi ini. Viewnya lengkap, selain hamparan perbukitan ala bukit teletubbies, juga view sawah, sungai dan laut nampak dari sini. Bahkan pesawat saat hendak landingpun terlihat,” urai Haydar mengungkap rasa.

Baca Juga:  STA & Wisatawan Prihatin Perburuan Penyu Di Pantai Marosi

Hanya sayangnya demikian lanjut Billy, perilaku buruk para pengunjung yang membuang sampah sembarangan, berpotensi mencederai keasrian dan keaslian serta pesona bukit Tanau. “Jangan ngaku pecinta alam, backpackers dan petualang sejati, pengagum dan pelestari lingkungan jika datang kesini justru nyampah atau membuang sampah semabarang. Pulang dari sini hendaknya bawa pulang sampahnya masing-masing, jangan dibuang disini,” tandas Billy diamini Rifqi dan Haydar.

Seruan yang tidak sebatas lantang dilontarkan dari bibir mereka, namun direalisasikan dengan tindakan nyata. Sampah plastik semisal botol air mineral, juga kaleng minuman soft drink, hingga tutup botol sekalipun, saat itu dipungut ketiganya. Dua kresek sampah yang kali itu mereka kumpulkan dan dibawa ketiganya keluar kawasan bukit Tanau. Sampah-sampah yang dikumpulkan tidak lebih dari 30 menit itu itu kemudian mereka buang di tempat sampah yang mereka temukan beberapa saat ketika memasuki kawasan kota Waingapu.

Baca Juga:  Diatur PERDES: Pre Wedding di Lokasi Wisata Tanggedu, Wajib Bayar 250 Ribu

“Kita macam anggap sepele saja sampah-sampah itu, kecil dan hanya dua kantong. Tapi coba bayangkan jika perilaku membuang sampah sembarang itu tidak hilang di tahun-tahun mendatang. Pesona-pesona kekhasan kita nanti niscaya hanya menghitung waktu akan sirna dan dikotori oleh sampah,” ungkap seorang rekan media dalam diskusi selepas kunjungan ke Tanau kala itu. (ion)

Komentar