Waingapu.Com – Kerusakan Pelabuhan Nusantara Waingapu, di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, terus meluas. Kerusakan tersebut dikuatirkan akan terus meluas
seiring dengan belum adanya aktifitas perbaikan dari instansi teknis terkait. Sayangnya, pelabuhan terbesar di Pulau Sumba itu, tak kuasa melawan gempuran ombak dan gelombang tinggi, padahal baru selesai direnovasi ataupun diperluas tahun 2015 silam.
Berita Lain: Belum Lama Dibangun, Pelabuhan Nusantara Waingapu Ambruk
Pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Waingapu menyatakan, kerusakan atau ambruknya sisi utara Pelabuhan, tepatnya di area penumpukan peti kemas itu disebabkan oleh gelombang atau ombak tinggi yang terus menghantam pelabuhan lebih dari sebulan terakhir.
“Faktor alam kami duga kuat jadi penyebabnya. Lebih dari sebulan gelombang dan ombak tinggi terus melanda NTT umumnya dan Sumba Timur khususnya. Kami tidak bisa melakukan aktifitas perbaikan karena sejak tanggal 16 Januari lalu, kawasan pelabuhan telah diserahkan kepada pihak Pelindo. Jadi yang berwenang melakukan perbaikan maupun perawatan yaa Pelindo,” jelas Maksimus L. Mooy, Plh Kepala KSOP Waingapu, ketika ditemui wartawan Rabu (01/02) siang kemarin.
Ditemui terpisah, Hadi Sukamto, selaku Manager Kawasan PT. Pelindo 03 Waingapu menyatakan pihaknya sejak kerusakan awal sudah berniat untuk melakukan perbaikan. Namun karena masih dalam kewenangan KSOP pihaknya menunda niatan itu.
“Hingga kini secara resmi kami belum menerima surat terkait penyerahan aset Pelabuhan Waingapu kepada pihak Pelindo. Walau memang di Bandung tanggal 16 hingga 18 Januari lalu hal itu telah diputuskan. Kami tentu akan melakukan yang terbaik jika ada pegangan dan petunjuk lebih lanjut dari pimpinan kami,” papar Hadi.
Kendati ambruk dan alami kerusakan, seperti terpantau aktifitas bongkar muat di pelabuhan tetap berlangsung normal. Kendaraan berat pengangkut peti kemas tetap beroperasi menurunkan dan memuat peti kemas dari dan ke Kapal.
Adapun informasi yng terangkum seputar Pelabuhan Waingapu itu menyebutkan, pekerjaan fisik pelabuhan dilakukan dengan skema multi year dari tahun 2011 dan berakhir tahun 2015 silam. Yang mana menelan anggaran lebih dari Rp. 190 miliar yang bersumber dari APBN.(ion)