Waingapu.Com – Kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan investasi PT. Muria Sumba Manis (MSM), Senin (01/02) sekira pukul 15:45 lalu, yang mengakibatkan meninggalnya Robianton Naga disikapi Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Sumba Timur dengan turunkan tim. Terkait denngan hal itu, langkah lanjutan akan dilakukan dengan memanggil seluruh vendor di PT. MSM.Demikian diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Transnaker, Nico Pandarangga.
“Laporan dari Tim menyatakan bahwa di MSM ada sejumlah vendor atau kontraktor yang bekerja dalam berbagai bidang dan bertanggungjawab masing-masing bidang. MSM disini adalah pemberi kerja pada para vendor. Tim juga menyebutkan bahwa benar ada kecelakan kerja, yang mengakibatkan meninggalnya saudara Robianton.Tim juga telah mencek penerapan keselamatan kerja dan mengcover yang bersangkutan dalam jamsostek,” jelas Nico yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (09/02) siang lalu.
Nico juga mengatakan, korban dan karyawan lainnya oleh perusahaan telah didaftarkan di jamsostek di Surabaya. Dan tim telah melihat bukti permohonan dari PT. Weltes Energi Nusantara pada jamsostek Surabaya. “Tim selain melihat bukti permohonan ke Jamsostek Surabaya, juga telah berkoordinasi dengan Jamsostek di sini untuk turut membantu memantau pencairannya. Tim juga sempat ke rumah duka dan di sana keluarga mengatakan tidak akan menuntut dan menerima peristiwa itu sebagai musibah,” urai Nico.
Untuk menghindari atau meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja serupa, kata Nico, dalam waktu dekat seluruh vendor akan dipanggil.
“Dalam waktu dekat kami akan panggil seluruh vendor untuk memberikan pemahaman akan pentingnya jaminan keselamatan kerja juga norma-norma ketenagakerjaan. Karena orang selama ini melihat, siapapun yang kerja di sana langsung disebut PT.MSM, padahal di sana ada bidang kerja masing-masing dan dipercayakan pada vendor yang berbeda,” tandasnya.
Untuk diketahui selain dikerjakan oleh PT. MSM sendiri, dalam upaya untuk kelangsungan investasinya dalam bidang perkebunan dan pabrik gulanya, data dari Distransnaker Sumtim menyebutkan ada tujuh vendor yang dipakai jasanya. Vendor itu adalah, PT. Rapid Infrastruktur, PT. Weltes Energi Nusantara, PT. Tata Mulia, Nugraha Lestari, SIS (Batching Plant) dan PT. Gentayu Cakra Wibowo. (ion)