Waingapu.Com – Masih adanya keluhan warga pembeli juga para pedagang terkait masih tingginya harga bawang putih di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, ternyata akan secepatnya direspon oleh Bulog setempat. Hal itu nampak dari penjelasan Kepala Perum. Bulog Subdivre Waingapu, Sawaludin Susanto.
Kepada para wartawan di sela – sela memantau aktivitas Pasar Murah Bulog dan Polres Sumtim, di area Bazar Ramadhan – Latahzan, Masjid Al Jihad Waingapu, Sabtu (11/05) lalu, Sawaludin menjelaskan kesiapan Bulog untuk menggelar operasi paasar. “Kami terus memantau dan mendata harga bawang putih khususnya, segera kami akan gelar operasi pasar khusus bawang putih. Walau kini harganya sudah cenderung stabil, tapi kami tetap akan datangkan dua ton bawang putih dari Bima – NTB,” ungkapnya.
Bulog setempat, demikian Sawaludin mencermati harga bawang putih di Sumba sekarang kisaran Rp. 45.000,- hingga Rp.55.000,- perkilogramnya. Harga bawang merah, juga kata dia sudah berangsur turun yakni Rp. 30.000, – perkilogramnya.
Sawaludin juga memastikan hanya dalam waktu beberapa hari ke depan Bulog pasti akan gelar operasi pasar. “Jadi kami operasi pasar tidak mesti ketika harga naik, tapi tidak perlu menunggu harga naik, kami akan gelar operasi pasar dalam waktu dekat. Biar harga lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat banyak, pembeli senang karena harga terjangkau, pedagang juuga senang karena dagangannya tidak sepi,” pungkasnya.
Ditemui terpisah, Mas Jum, Minggu (12/05), siang lalu salah seorang pedagang bawang merah dan bawang putih di Psar Inpres – Matawai mengakui hagra bawang masih tergolong tinggi. “Sebenarnya harga bawang putih dan bawang merah ini masih tinggi. Kasihan pembeli, lebih – lebih yang usaha warung makan. Kasihan juga pembeli dan kami penjual. Sudah beberapa hari ini pembeli tidak seramia biasa. Saya ini dari pagi sampai mau jam satu siang ini baru laku satu kilo bawang merah dan satu kilo bawang pputih saja,”paparnya sembari kemudian menopang dagu dan melanjutkan rehatnya pasca rasa ngantuk yang terus mengakrapinya lantaran sepinya pembeli menyinggahi lapaknya. (ion/ped)