Pristo Nekad Ikut UN: Mengaku Tersiksa Sakit Karena ’Orang Buat’

oleh
oleh

Waingapu.Com – Pristo Tamu Ama nekad ikut Ujian Nasional (UN) di SMA Muhamadiyah, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT sekalipun harus

menahan sakit sepanjang pelaksanaan UN. Sakit yang berasal dari kaki kanannya itu dirasakan bak terbakar bara api. Walau begitu, Pristo mengaku sakitnya tak bisa diobati dengan cara medis karena diyakini disebabkan sihir atau santet yang disebutnya karena ’orang buat’.

Sakit yang diderita Pristo membuatnya tidak serileks rekan-rekanya dalam mengikuti mengikuti UN. Hal itu nampak dari cara Pristo duduk. Jika rekan-rekannya duduk dengan satu kursi dibelakang meja. Pristo harus dua kursi yang digunakan. Kursi yang satunya adalah untuk menopang kakinya yang bengkak karena sakit dan rasa panas membakar akan jauh lebih menyiksa jika duduk seperti rekan-rekannya.

”Ini sakit karena angin orang buat. Saya sampai keringat begini biar sudah. Saya sudah pergi ke dukun-dukun tapi belum juga sembuh, mungkin belum cocok,” jelas Pristo beberapa saat setelah UN hari kedua di sekolahnya berakhir, Selasa (15/04) siang tadi.

Rasa sakit yang dideritanya bukan mengada-ada, karena tergambar jelas dari butiran keringat di tangan dan keningnya. Tak hanya Pristo tapi guru dan juga pengawas ujian menyebutkan sakit yang dideritanya diyakini tak bisa disembuhkan oleh dokter.

”Sakit yang begitu memang tidak bisa di dokter harus pakai obat atau ramuan tradisonal. Harus ke dukun kampung. Karena sakit itu karena sihir atau santet. Kalau orang sumba bilang Njala Ngana atau salah kena. Jadi bisa saja ada yang pasang sihir atau santet dijalan untuk orang lain, tapi kenanya justru di Pristo saat dia lewat,” urai Stefanus, salah satu guru yang bertindak sebagai pengawas di ruang ujian tempat Pristo mengikuti UN.

Hal senada dikemukakan oleh Tukan Haju Abdullah, Kepsek SMA Muhamadiyah. ”Itu obatnya orang bilang harus pakai daun kapuk yang dihancurkan bersama bawang merah baru dioleskan ke tempat sakit. Itu dia kena angin yang orang pasang, walau sebenarnya bukan untuk dia. Itu sakit memang bikin tersiksa karena panasnya bagai dibakar api,” jelas Tukan Haju di depan ruang ujian.(wyn)