Masyarakat Siaga Stroke: Edukasi Golden Hour untuk Penyelamatan Nyawa di Desa Palakahembi

oleh
Pengabdian Masyarakat Program Studi DIII Keperawatan Waingapu di Desa Palakahembi-Foto Kolase: Istimewa

Waingapu.Com-Program Studi D3 Keperawatan Waingapu kembali melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Masyarakat Siaga Stroke: Edukasi Golden Hour untuk Penyelamatan Nyawa” di Desa Palakahembi, Kabupaten Sumba Timur. Kegiatan penyuluhan kesehatan ini berlangsung pada 15 September 2025 di Desa Palakahembi dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari bidan desa, kader posyandu, kepala dusun, tokoh masyarakat, aparat desa, hingga tokoh agama. Narasumber berasal dari dosen Prodi D3 Keperawatan Waingapu dan Kepala Puskesmas Kawangu.

Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, serta refleksi peserta. Hasil pre-test peserta menunjukkan nilai berkisar 50–90, sedangkan post-test meningkat dengan rentang nilai 80–100. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya golden hour atau waktu emas dalam penanganan stroke.

Sebagai tindak lanjut, pada 3 Oktober 2025 dilaksanakan “Diskusi Kampung” dengan topik pencegahan stroke di Dusun Palakahembi. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Puskesmas Kawangu, pemerintah desa, kader posyandu, dan masyarakat. Pada hari yang sama juga dilakukan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) oleh tenaga kesehatan Puskesmas Kawangu, yang bertujuan mendeteksi faktor risiko stroke sejak dini.

Sekretaris Desa Palakahembi, menyampaikan, “Kami sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Edukasi tentang stroke sangat bermanfaat bagi masyarakat kami, karena banyak yang belum mengetahui tanda-tanda awal stroke dan cara pencegahannya. Semoga masyarakat Palakahembi semakin siaga dan mampu menyelamatkan nyawa keluarga maupun tetangga ketika darurat terjadi.”

Kepala Puskesmas Kawangu, menambahkan, “Kegiatan ini sejalan dengan upaya kami dalam menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular, khususnya stroke dan hipertensi. Dengan adanya edukasi dan skrining PTM, masyarakat dapat lebih sadar untuk menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin.”

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Prodi D3 Keperawatan Waingapu, Martha Mety Kodi, menyatakan, “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat agar lebih waspada terhadap stroke. Kolaborasi dengan pemerintah desa dan puskesmas menjadi kunci keberhasilan dalam membangun desa siaga kesehatan.”

Sementara itu, kader posyandu yang mengikuti kegiatan merasa sangat terbantu. “Sekarang kami lebih percaya diri untuk memberikan informasi kepada warga lain tentang tanda-tanda stroke dan cara bertindak cepat. Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan bisa langsung dipraktikkan,” ujar salah satu kader.

Dukungan juga datang dari warga Palakahembi. “Awalnya kami mengira stroke hanya bisa terjadi pada orang tua. Setelah mengikuti penyuluhan, kami sadar bahwa pola hidup tidak sehat bisa memicu stroke di usia muda. Informasi ini membuka mata kami untuk lebih menjaga pola makan dan rutin berolahraga,” ungkap seorang warga yang hadir.

Komentar