Waingapu.Com – Demam Berdarah dengue (DBD) yang hingga kini masih mewabah di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, bahkan telah ditetapkan sebagai Kejadian/Kasus Luar Biasa (KLB), terus diperangi oleh Pemkab. Sumtim. Tak mau kelimpungan sendiri dalam ‘ Perang’ itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi NTT menjadi mitra sinergi. Dinkes NTT pun merekomendasian perubahan strategi dalam melawan sebaran dan penularan penyakit yang dibawa oleh gigitan nyamuk aedes aegipty yang teinveksi virus dengue penyebar DBD.
“Kami terus berkoordinasi secara seksama dengan Pemkab Sumba Timur jadi kami hadir di sini. Kita inginkan penanganannya dari hulu ke hilir. Selama ini yang terjadi justru dari hilir ke hulu. Harus disadari semua pihak bahwa DBD adalah penyakit berbasis lingkungan, oleh karena itu perlu keterlibatan semua pihak dalam kebersihan lingkungan sebagai langkah yang mutlak dilakukan dengan terkoordinasi oleh kepala daerah. Strategi itu kita ubah dari luar masuk ke dalam kota Waingapu, tidak lagi seperti sebelumnya,” papar Dominikus M. Mere, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT, kepada wartawan di Pada Dita, Jumat (15/03) kemarin.
Dominikus yang kala itu mendatangi Wakil Bupati Sumtim, Umbu Lili Pekuwali yang baru saja usai melakukan aksi penanaman mangrove di pesisir pantai Pada Dita itu, lebih jauh menjabarkan, strategi itu telah dirapatkan di Dinkes Sumtim. Perang terhadap DBD harus dimulai dari luar kota Waingapu yang kini telah mulai terpapar. “Bentuk tiga group dengan enam mesin fogging yang ada, hingga kita bisa sisir dari lokasi – lokasi asal pasien. Kita lakukan dua siklus, jadi setelah hari ini kita fogging, tujuh hari kemudian kita ulang lagi di siklus yang sama. Sehingga nyamuk dewasanya mati, dan untuk jentiknya jika masih ada kita ulangi lagi, hingga nanti kalaupun tetap ada yang jadi nyamuk dewasa tidak lagi terkontaminasi virus dengue,” tambah Dominikus.
Koordinasi dan ketegasan pimpinan adalah mutlak, karena itu jajaran pemerintah mulai dari kabupten hingga ketingkatan terbawah harus aktif. “Camat, lurah dan kepala desa serta ASN harus dilibatkan menyeluruh, paling tidak untuk pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Juga kampanyekan dan praktekan 3 M. Setelah itu tim dari Dinkes harus segera identifikasi pasca PSN jalan dengan larvasidasi dengan tabur abate,”timpal Dominikus.
Umbu Lili Pekuwali ditempat yang sama menyatakan, Sumtim selama ini PSN sudah jalan, hanya memang intensitasnya perlu lagi ditingkatkan. “Ke depan akan ditingkatkan intensitasnya baik PSN maupun kampanye 3 M, tidak hanya sebatas hari jumat yang seperti selama ini dilakukan. Minggu depan kita akan lakukan lebih dari itu. Pengalaman kami selam ini ada juga masyarakat yang menolak, ke depan tidak boleh hal demikian terjadi lagi,” jelas Umbu Lili yang juga tidak menampik keterlibatan elemen Sat Pol PP maupun unsur lainnya. (ion)