Waikabubak, Waingapu.Com – Nama Intan menjadi sorotan publik nasional setelah kasus penganiayaan terhadap dirinya sebagai asisten rumah tangga (ART) di Batam viral di media sosial. Di balik deritanya, tersimpan kisah pilu seorang gadis asal Sumba Barat yang merantau demi harapan masa depan.
Anak kelima dari tujuh bersaudara itu memutuskan pergi ke Batam untuk membantu perekonomian keluarga dan mengumpulkan biaya kuliah. Namun, bukannya mewujudkan impian, Intan justru menjadi korban kekerasan majikan yang kini tengah dalam proses hukum.
“Intan hanya sempat dua kali menghubungi kami sejak ke Batam. Sekarang kami tahu dia disiksa, kami sangat sedih,” ujar Kakak kandung Intan, Buni Lero ketika ditemui wartawan di kediaman mereka.
“Dia tinggalkan kami dan minta ijin merantu buat kumpul uang, karena dia mau kuliah nantinya tapi justru jadi seperti ini. Kami tentu marah dan kecewa dan berharap pelaku dihukum sesuai aturan yang berlaku,” imbuh Buni Lero yang saat itu didampingi Soli Ledi dan Ngila Leba, yang merupakan ibu dan ayahanda ART Intan.
Warga Kampung Adat Bondo Maroto di Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, turut menyuarakan dukungan agar keadilan ditegakkan. Mereka mengutuk tindakan majikan Intan dan berharap pemerintah turun tangan mengawal kasus ini.
Di tengah penderitaannya, Intan menyuarakan harapan: bisa kembali sehat, dan melanjutkan mimpi kuliah yang selama ini ia bawa dari tanah kelahirannya.(ion)