Waingapu.Com-Kekhawatiran sebagian kalangan terhadap potensi dampak ekologis pembangunan tambak udang terintegrasi di Desa Palakahembi, Kabupaten Sumba Timur, NTT dijawab langsung pemerintah pusat. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memastikan proyek tersebut aman bagi lingkungan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb. Haeru Rahayu, menyatakan pembangunan tambak udang di Desa Palakahembi telah melewati serangkaian kajian sejak 2022.
“Proyek ini kami sudah lakukan berbagai kajian. Kenapa memilih tempat di sini. Tidak ada mangrove umpamanya selalu jadi isu lingkungan. Kami juga pakai teknologi yang sangat cukup modern, ada IPAL, Instalasi Pengolahan Air Limbah,” tandas Tb Haeru.
Menurutnya, teknologi yang akan diterapkan merupakan teknologi budidaya modern dengan sistem terintegrasi yang ramah lingkungan serta minim limbah.
“Kami seratus persen yakin, haqqul yaqin teknologi ini bisa menjawab semua kekuatiran,” tegasnya.
Tb Haeru menjelaskan, pembangunan tambak ini akan diawasi ketat sejak tahap konstruksi hingga operasional. Pengelolaan air, limbah, serta keseimbangan ekosistem menjadi perhatian utama.
Proyek ini sendiri resmi memasuki tahap pelaksanaan setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pada 3 Desember 2025 kepada PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Indonesia Evergreen Group.
Tambak udang terintegrasi Sumba Timur merupakan bagian dari strategi nasional penguatan sektor perikanan budidaya berbasis industri dan ekspor.
Selain aspek lingkungan, pemerintah pusat juga menekankan percepatan waktu pengerjaan. Presiden Prabowo Subianto meminta proyek yang semula ditargetkan operasional 2028 dapat dimajukan menjadi 2027.
“Presiden ingin hasilnya segera dirasakan masyarakat,” ujar Tb Haeru.
Tak kalah penting, keterlibatan masyarakat lokal menjadi syarat utama. Tb Haeru menegaskan penggunaan tenaga kerja lokal wajib diutamakan.
“Yang pertama harus anak Palakahembi,” katanya.
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, menilai jaminan lingkungan dari pemerintah pusat memberi rasa aman bagi daerah.
“Kami percaya pemerintah pusat tidak akan gegabah. Ini proyek besar dan nama Sumba Timur ikut dipertaruhkan,” ujarnya.
Ia berharap pembangunan tambak udang ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga menjadi contoh investasi berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.(ion)







