Waingapu.Com – Sejak pandemi Covid-19 mendera Sumba Timur, telah banyak kisah yang terjadi, termasuk tentunya kisah pilu seiring kepergian orang terkasih dan tercinta. Karena itu, peran semua elemen untuk menekan dan bahkan memutus mata rantai penyebarannya sangatlah penting untuk dilakukan. Warga yang pernah terpapar namun kemudian sembuh hingga dikategorikan penyintas mengisahkan perjuangan juga harapannya agar pandemi bisa terus ditekan dan bila memungkinkan hanya tinggal cerita kelam tanpa perlu adanya prahara lanjutannya.
Adalah Umbu Anding, salah satu penyintas menuturkan kisah awal terpapar Covid-19 juga harapannya kepada media ini dalam perbincangan via telepon lebih dari sepekan silam.
“Saya di rumah sini yang kena ada lima orang, kami semua jalani Isolasi Mandiri. Kami ada yang alami kategori ringan, namun ada pula yang sedang bahkan berat. Awalnya kami sulit sekali untuk mendapatkan layanan obat ke rumah, namun untungnya saya kontak pak Lurah jadi kami bisa secepatnya dilayani dan beruntung kami kemudian berangsur sembuh,” tutur warga RT 01/ RW 01 Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur.
Lebih jauh Umbu Anding mengisahkan, awalnya isterinya yang alami gejala dan sempat mengkuatirkan kondisinya, lalu langkah terakhir dilakukan rapid test di salah satu klinik. Selepas dinyatakan positif Covid-19, diambil keputusan jalani isolasi mandiri, pihaknya selama beberapa hari tidak terlayani obat seperti yang pernah digaungkan oleh Posko dan Satgas Covid setempat.
“Jadi awalnya hanya dapat resep dari klinik. Setelah beberapa hari kami pikir data kami akan terkoneksi dengan Posko atau satgas dan akan terlayani obat. Tapi kenyataannya tidak, selang beberapa hari berikutnya kami tidak dapat obat. Karena isteri saya kemudian demam tinggi, dan belum ada pelayanan, saya kemudian call Pak Lurah. Dan oleh dia saya disarankan ke Posko di Mr. R Home Stay, dari situlah baru kemudian kami terlayani obat,” ungkapnya sembari menaruh harap agar kedepannya, data dari klinik yang menyelenggarakan rapid antigen langsung terkoneksi dengan Posko dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Umbu Anding juga berterima kasih pada media yang membantu dalam mensosialisasikan bahaya Covid-19 dan cara menyikapinya. Selain itu juga turut menginformasikan tentang manfaat vaksinasi.
“Untung kami di sini yang bisa mengakses informasi lewat media, kalau tidak yaa bisa saja fatal. Kasihan warga yang sulit mengakses informasi, tentu mereka akan sangat sulit membedakan gejala ringan, sedang dan berat dan cara menyikapinya. Covid-19 ini bukan masalah main-main tapi serius, saya sudah mengalaminya juga keluarga saya. Untung saja Tuhan masih berkehendak dari kami tidak ada yang harus menjadi korban,” pungkas Anding.
Dalam situasi pandemi ini, beruntung masih banyak pihak yang menaruh rasa peduli pada kondisi warga baik yang terdampak langsung maupun tidak.
“Kami merasa terbantu dengan adanya pihak yang terpanggil dengan kondisi keluarga saya. Kami yang sempat terpapar ada lima orang jalani isolasi mandiri di rumah. Kami dibantu paket sembako dari Gereja Kristen Sumba juga Kelurahan Prailiu, kami juga diberikan vitamin,” ungkap Melani Paji, warga Kelurahan Prailiu lainnya sembari menyerukan warga lainnya untuk patuh pada prokes, juga mengikuti dan mematuhi regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
“Jadi kalau memang posko atau satgas sarankan untuk di isolasi atau karantina terpusat ikuti saja lebih baik, tapi kalau yakin bisa menjamin keamanan dan kenyamanan diri dan orang lain untuk jalani isolasi mandiri, sampaikan dengan baik, dan jalani dengan benar,” pungkas Melani yang juga dihubungi via gawainya itu.
Sebelumnya, Petrus Kalaway, Lurah Prailiu yang dihubungi media ini via gawainya menjelaskan tentang pelaksanaan isolasi terpusat di wilayahnya.
”Untuk isolasi terpusat kami siapkan empat tempat diantaranya Mr. R Home Stay di belakang SMP Kristen, Ada juga di Pada Dita yang disiapkan oleh ibu Pendeta Herlina, pokoknya ada empat tempat. Biayanya ditanggung semuanya oleh Pemkab untuk makanan dan obat-obatan,” jelasnya.
Merujuk data terkini yang dipublish oleh Posko Covid-19 Sumba Timur, Sabtu (23/10) petang, sejak menjadi daerah terpapar, tercatat sebanyak 5.537 orang yang dinyatakan positif. Dari jumlah itu, 5.396 telah dinyatakan sembuh atau tingkat kesembuhannya mencapai 97,45 persen. Prosentase kematian sebesar 2,22 persen, dimana 12 orang meninggal dunia dan terkonfirmasi positif Covid-19. Adapun yang masih menjalani perawatan sebanyak 18 orang, dimana dua diantaranya di isolasi di RSUD Umbu Rara Meha, empat orang jalani isolasi terpusat di Hotel Cendana, dan 12 sisanya jalani isolasi mandiri. (ion)