Waingapu.Com-Langit Kahambi Kalelangu, Kecamatan Pahunga Lodu, siang itu menjadi saksi lahirnya satu jemaat baru dalam tubuh Gereja Kristen Sumba (GKS). Di Gedung Ibadah GKS Jemaat Kahambi Kalelangu, Cabang Maukawini, Kamis (16/10/2025), umat berkumpul dalam ibadah pemekaran dan pentahbisan pendeta yang berlangsung penuh sukacita.
Pemekaran ini menandai berdirinya GKS Jemaat Maukawini, yang sebelumnya menjadi cabang dari Jemaat Kahambi Kalelangu. Momentum iman ini dirayakan lewat ibadah yang dihadiri ratusan warga gereja, para tokoh masyarakat, dan perwakilan pemerintah daerah.
Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, hadir bersama jajaran pejabat daerah dan pimpinan OPD. Kehadiran mereka memberi makna tersendiri bagi jemaat yang baru bertumbuh ini, mempertegas pemerintah dan gereja berjalan seiring dalam semangat pelayanan dan pengabdian.
Dalam ibadah tersebut, Vikaris Marlon Buru Pau, resmi diteguhkan dan ditahbiskan menjadi pendeta GKS Jemaat Maukawini. Prosesi peneguhan berjalan khidmat, diselingi tangis haru dan doa dari jemaat yang menyaksikan sejarah pelayanan baru dimulai di tempat itu.
Ketua Umum Sinode GKS, Pendete Marlin Lomi dalam sambutannya mengingatkan bahwa setiap pemekaran jemaat adalah bukti nyata gereja hidup dan bertumbuh bersama masyarakat. Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang sosial yang menumbuhkan cinta dan solidaritas.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Yonathan Hani menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja keras panitia dan jemaat. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, saya menyampaikan selamat atas pemekaran GKS Jemaat Maukawini dan selamat kepada Vikaris Marlon Buru Pau yang hari ini diteguhkan sebagai pendeta,” ujarnya.
Ia menambahkan, momentum iman seperti ini diharapkan dapat memperluas pelayanan gereja bagi masyarakat. “Kiranya GKS Maukawini menjadi terang bagi lingkungan sekitar, membangun semangat sosial dan spiritual yang kuat di tengah tantangan zaman,” lanjutnya.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur juga menegaskan akan terus bersinergi dengan lembaga keagamaan. “Gereja memiliki peran besar dalam membentuk karakter, moral, dan etika masyarakat yang menjadi dasar kemajuan daerah,” tandas Hani.
Ibadah ditutup dengan ramah tamah sederhana, di mana tawa, doa, dan lagu pujian melebur jadi satu. Di tanah Maukawini, gereja baru tumbuh—bukan hanya dari batu bata, tapi dari iman yang hidup.(wyn)