Waingapu.Com – Subsidi pada gaji kepada karyawan yang berpenghasilan dibawah lima juta rupiah adalah program pemerintah pusat, dalam rangka untuk membantu perekonomian atau membangkitkan kembali daya beli. Mirisnya, tenaga honorer daerah ataupun yang terkategori Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), terdata hanya 82 orang yang berpotensi untuk menerima subsidi yang akan langsung tertransfer ke rekening bank masing-masing.
“Ada 82 orang saja honorer atau PTT yang kami usulkan atau ajukan ke pusat. Karena sesuai ketentuan, baru sebanyak itu yang telah terdaftar, atau sebagai peserta paling lambat 30 Juni 2020 lalu,” jelas Chandra Cahyono, Kepala Cabang Perwakilan BPjamsostek Sumba, Selasa (01/09) siang lalu.
Chandra yang ditemui di ruang kerjanya lebih jauh menjelaskan, 82 tenaga PTT atau honor itupun hanya berasal dari beberapa institusi di Kabupaten Sumtim.
“Ke-82 orang tenaga honorer atau PTT itu dari Disnaker, KPU, SMA Kristen Payeti. Semuanya di Sumba Timur. Juga ada aparatur desa Kuruwaki,” imbuh Chandra.
BPJamsostek lebih lanjut Chandra memaparkan, hanyalah sebatas mengajukan atau mengusulkan. Karena itu, pihaknya menyayangkan jika sampai aparatur desa, juga para tenaga honorer atau PTT tidak atau belum jadi peserta.
“Di Sumba Timur saja ini setahu saya lebih dari 140 desa, itu kalau kita bicara dari aparatur desanya saja dan Sumba Timur saja, belum desa di kabupaten lainnya. Jika saja semuanya telah diikutkan jadi peserta tentu berpotensi menjadi penerima subsidi itu,” tandas Chandra.
Adapun hingga Selasa (01/09) siang, BPjamsostek Sumba telah mengusulkan 5.322 nama dan nomer rekening calon penerima subsidi di empat kabupaten dari total lebih dari 6.350 kepesertaan yang telah terdaftar. Hingga kini pula, terkait subsidi itu, menjadi bahan beberapa oknum PTT atau honorer. Mereka sangat mengharapkan bisa menerimanya, namun sayangnya, mereka akhirnya mendapatkan jawaban yang mengecewakan.
“Saya dan kawan-kawan sempat pergi ke BPJS Kesehatan, namanya kita tidak tahu, hanya dengar-dengar begitu saja. Lalu dari sana kami diarahkan ke BPJS Ketenagakerjaan atau Bpjamsostek. Sampai di sana, setelah kami tanya, ternyata kami ditanya kembali, apa sudah jadi peserta dan sejak kapan jadi peserta. Kami jujur saja bingung, karena memang kami tidak jadi peserta sebelumnya, jadi pupus sudah harapan,” urai seorang PTT yang menyampaikan unek-uneknya kala ditemui di pelataran salah satu dinas, sembari wanti-wanti untuk tidak menyebutkan namanya. (ion)