Waingapu.Com – Kasus dugaan aksi garong alias perampokan yang menimpa seorang gadis atas nama Martha Kalli Ghoba, di kawasan wisata pantai Rantenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT, Kamis (16/11) lalu, mengundang keprihatinan juga kecaman berbagai kalangan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBD, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat juga menyatakan keprihatinan atas prahara yang memilukan itu.
Christofel Horo Kaka, Kadis. Budpar. SBD, yang dihubungi media ini, via telpon selularnya, Rabu (22/11) siang kemarin menyatakan keprihatinan atas nama pribadi, institusi juga Pemkab. SBD.
“Secara prinsip semua pihak merasa prihatin. Dan tentunya akan menjadi pencermatan dan kajian semua pihak dan ragam elemen terkait. Beruntung peristiwa yang terjadi itu secepatnya terselesaikan. Kami didukung dengan pemerintah kecamatan dan aparat kepolisian bahkan pemerintah desa akan bertemu untuk selanjutnya mencarikan solusi terbaik guna menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan juga agar tetap berjalannya rantai ekonomi di lokasi-lokasi wisata,” tandas Christofel.
Postingan Martha Kalli Ghoba via account facebooknya, Jumat (17/11) silam memang mengundang kecaman dan keprihatinan para warganet. Betapa tidak, gadis muda itu menyatakan dirinya dirampok saat mengunjungi lokasi wisata Pantai Ratenggaro. “Saya kemaren dirampok jam 2 siang diratenggaro ditodong dengan parang dileher. Mereka ambil motor saya dan hp OPPO A37 saya…” demikian secuil keluhan Martha tentang peristiwa yang diakuinya dirinya dalam percakapan lanjutan dengan sesama warganet lainnya, menimbulkan rasa trauma mendalam itu.
Keprihatinan warganet hingga kecaman dan harapan untuk kasus tersebut disikapi cepat aparat dan institusi terkait meluber di account FB Martha Kalli. Postingan ini juga kian menjadi perhatian khalayak pasca diberitakan media regional ternama di NTT.(ion)