Waingapu.Com – Bayi dan anak yang didera gizi kurang tak dapat dipungkiri masih menjadi kisah klasik di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. Tak hanya itu, ibu
hamil KEK (Kekurangan Enegi Kalori) juga menjadi realita miris yang hingga kini belum jua bisa sirna. Oleh Dinas Kesehatan setempat, diprediksikan kasus-kasus itu akan meningkat pada tahun 2016 ini.
“Cuaca yang tidak bagus tentu akan berimbas pada kemampuan atau penyediaan bahan makanan di masyarakat. Tentunya ini yang akan kita waspadai karena kalau dari awal masyarakat sudah kekurangan bahan makanan memperburuk kondisi yang sudah ada. Dan memicu akan ada kasus baru lagi artinya kasus yang sudah ada bisa lebih buruk dan munculnya kasus baru,” jelas Kadis Kesehatan Kab. Sumtim, Chrisnawan Tri Haryantana, kala ditemui wartawan di ruang kerjanya. Jumat (26/02) pekan lalu.
Lebih lanjut Chrisnawan menambahkan, tingginya angka kasus gizi buruk dan gizi kurang juga Ibu Hamil KEK, bisa ditekan jika seluruh instansi terkait berperan aktif bersama masyarakat. Hingga Dinas Kesehatan tidak hanya diposisikan di ‘garis akhir’ atau ‘penjaga gawang’ semata.
“Bupati dan Wakil Bupati telah memanggil semua kepala SKPD untuk mewaspadai ini dari semua sektor. Jadi untuk menghadapi rawan pangan, itu sudah coba diantisipasi dengan melibatkan semua sektor,” imbuhnya.(ion)