Sayap yang Menyambung Dua Nusa: Wings Air Pertemukan Pelaku Usaha Pariwisata Sumba Timur dan Lombok

oleh
Kegiatan Business to Business (B2B) antar pelaku usaha wisata Sumba dan Lombok dilaksanakan di Reso Irama 3, Mataram. Hadir Ahmad Nur Aulia, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB dan Rinus Togarma Zebua, Area Manager Lion Air Kupang–Flores–Waingapu-Foto Kolase: Waingapu.Com

Mataram, Waingapu.Com-Selama bertahun-tahun, warga Sumba hanya bisa membayangkan terbang ke Lombok tanpa harus transit lama di Kupang atau menyeberang jauh lewat Bali. Harapan itu seperti angin timur yang datang semilir melintas lalu sirna. Namun kini, angin itu benar-benar berhembus ramah nan teratur.
Wings Air resmi membuka dua rute terbang baru: Lombok–Waingapu dan Lombok–Tambolaka. Jalur yang tampak sederhana di peta, namun bermakna besar bagi masyarakat di dua provinsi.

Untuk menandai pembukaan ini, Wings Air menggagas Fam Trip “Waingapu–Lombok” pada 11–14 Oktober 2025. Sebanyak 22 pelaku pariwisata dari Sumba, dua jurnalis, dan dua influencer ikut dalam perjalanan itu yang sejatinya bukan sekadar jalan-jalan, tapi trip untuk menemukan kembali ‘saudara lama’ di seberang laut.

Di Mataram, rombongan disambut hangat oleh jajaran Dinas Pariwisata NTB, PHRI, ASITA, dan pelaku industri pariwisata setempat. Pertemuan itu menjadi ruang berbagi ide. “Kami ingin teman-teman dari Sumba mengenal Lombok lebih dekat baik alamnya, budayanya, kulinernya,” ujar Ahmad Nur Aulia, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Senin (13/10/2025) siang lalu di Restoran Irama Taliwang 3, Kota Mataram.

Ia menambahkan, rute ini bisa melahirkan paket wisata gabungan bertajuk Lombok–Sumba Experience, kolaborasi destinasi yang saling melengkapi.

Senada dengan itu, Sahlan M. Saleh, Ketua BPPD NTB, menyebut penerbangan ini sebagai momentum penyambung relasi dua daerah. “NTB dan NTT ini seperti dua saudara yang lama tak bertegur sapa. Sekarang, pesawat ini seperti jembatan yang mempertemukan kembali,” katanya.

Bagi Rinus Togarma Zebua, Area Manager Lion Air Kupang–Flores–Waingapu, rute ini bukan sekadar bisnis. “Dulu orang Sumba kalau mau ke Lombok harus lewat Kupang atau Bali. Sekarang cukup satu jam penerbangan. Lebih cepat, lebih murah, lebih manusiawi,” ujarnya.

Ia menyebut, Wings Air tengah membuka peluang kerja sama di bidang pendidikan, kesehatan, dan investasi. “Kami sudah berdiskusi dengan Kadin NTB dan NTT. Ini langkah awal untuk menghubungkan ekonomi dua daerah,” tambahnya.

Kini Lombok mulai menjelma sebagai hub baru kawasan timur Indonesia. Ketika Bali menata ulang kapasitas penerbangannya, Wings Air memutar arah strateginya ke Lombok, sebuah langkah yang disebut banyak pihak sebagai keputusan visioner.

Konektivitas ini juga membuka akses pendidikan baru. Mahasiswa asal Waingapu bahkan anak Sumba secara keseluruhan kini bisa menempuh studi di Universitas Mataram (Unram) tanpa biaya besar. Fakultas Kedokteran Unram yang berakreditasi A kini hanya sejauh satu jam penerbangan.

Bagi Dewantoro Umbu Joka, Ketua ASITA NTB, Fam Trip ini menjadi simbol awal kolaborasi jangka panjang. “Ini gerakan kecil yang menyatukan dua wilayah Nusa Tenggara dalam semangat kolaborasi berkelanjutan,” ujar putera asli Sumba Tengah itu.

Kini, langit timur Indonesia tidak lagi sekadar ruang lintasan. Ia telah menjadi penghubung, membawa bukan hanya penumpang, tapi juga harapan. sayap dan baling-baling Wings membawa asa itu kian jelas tuk jadi realita (ion)

Komentar