Kupang, Waingapu.Com –Sebuah langkah kecil dari Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi memberi dampak besar bagi Indonesia. Program SIAP SIAGA bekerja sama dengan Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang memulai KKN Tematik pertama di Indonesia yang secara khusus menguji Indeks Desa – Penilaian Ketangguhan Desa (ID-PKD).
Menurut Area Manager SIAP SIAGA NTT, Silvia Fanggidae, verifikasi ini bisa menjadi cikal bakal panduan nasional. “Jika sudah teruji di lapangan oleh mahasiswa, kita akan tahu apakah penilaian ketangguhan desa benar-benar mendekati kondisi nyata. Itu akan menjadi dasar penyusunan panduan verifikasi nasional,” jelasnya.
Kegiatan ini melibatkan 146 mahasiswa Teknik Sipil UNWIRA, menyebar ke 15 desa di Kabupaten Kupang. Selama sebulan, mereka ditugaskan memverifikasi data, menganalisis hasil ID-PKD, dan merumuskan rekomendasi kebijakan untuk desa.
Selama ini, desa sering menyusun laporan mandiri yang tidak selalu sejalan dengan fakta. “Banyak desa mengklaim sudah punya dokumen kajian risiko bencana. Tetapi ketika diverifikasi, ternyata berbeda jauh. Ada yang nilainya turun sampai 30 persen,” kata Norman Riwu Kaho, Ketua Forum PRB NTT.
Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah. Bupati Kupang, lewat staf ahli Jackson M. Baok, menekankan pentingnya mahasiswa hadir sebagai pendamping. “Mahasiswa harus memberi contoh nyata dalam perencanaan desa yang responsif bencana,” ujarnya.
Dari sisi akademik, UNWIRA memandang kerja sama ini sebagai pengabdian berbasis problem solving. “Mahasiswa teknik punya kapasitas menghadirkan solusi konkret. Dari infrastruktur sederhana hingga sistem pendukung masyarakat,” kata Rektor UNWIRA, Pater Stefanus Lio, SVD.
Program SIAP SIAGA sendiri menyoroti tema strategis, mulai dari standar pelayanan minimum saat bencana hingga manajemen data. Namun, prioritas utama tetap pada pengurangan risiko berbasis komunitas di tingkat desa.
Silvia menegaskan, integrasi ini menjawab kebingungan masyarakat. “Sebelum 2025, ada banyak indikator dan instrumen penilaian yang berbeda. Kini semuanya digabung ke dalam Indeks Desa, termasuk aspek kebencanaan,” katanya.
Dengan demikian, langkah awal di Kupang bukan hanya urusan lokal. Ia bisa menjadi rujukan nasional dalam membangun Desa Tangguh Bencana yang berbasis bukti nyata, bukan sekadar laporan di atas kertas.(ped)