Waingapu.Com – Sejumlah mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Waingapu, Rabu (16/12) pagi menggelar aksi di pantai Batu Payung, Kelurahan Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. Aksi yang dilakukan merupakan simboliasi penolakan mereka atas figur Setyo Novanto sebagai wakil rakyat yang dinilai mencederai nama NTT di tingkat Nasional karena terkait dugaan permufakatan dengan petinggi freeport dan pengusaha minyak Riza Chalid.
Seperti disaksikan kala itu, mahasiswa memalui aksi dengan melakukan luluk atau tuturan adat berisi syair-syair khas Sumtim, disamping replika keranda mayat berbalut kain tenun yang telah dilabeli tulisan “Turut berduka cita atas meninggalnya amanat rakyat NTT (Setyo Novanto)”
Pasca melantunkan tuturat adat, keranda kemudian ditarik dengan menggunakan kuda sandlewood ke arah bagian dalam pantai hingga kedalaman air mencapai lutut orang dewasa. Keranda kemudian dilepaskan hayut bersama doa dan harapan pada bumi pertiwi dan Sang Khalik yang sebelumnya dibacakan lalu diisi dalam sebuah botol.
“Aksi ini merupakan simbolisasi penolakan terhadap Setyo Novanto dan keprihatinan sekaligus harapan akan kinerja MKD. Kenapa kami lakukan dalam nuansa adat dan Budaya Sumba Timur? Karena kita tahu ketika kampanye atau kunjungannya ke sejumlah daerah di NTT silam, Novanto sering diterima secara adat dan budaya setempat. Sehingga sangat pantas pula jika sekarang kami lakukan penolakan dan keprihatinan ini dalam nuansa adat budaya Sumba Timur,” tandas Yantonius Ndundu Tay. Ketua GMNI Cabang Waingapu pada wartawan usai gelaran aksi tersebut.(ion)