Ke Waikabubak, Mampirlah Ke Taman Mamuli

oleh
oleh

Waingapu.Com – “Jika lagi berkesempatan ke Waikabubak, mampirlah ke Taman mamuli,” ujar Ani, salah satu pengunjung yang ditemui di Taman Mamuli, kota

Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat (Sumbar), NTT, pekan lalu. Yaa, taman Mamuli kini menjadi salah satu lokasi favorit warga untuk mengisi waktu luangnya, atau untuk sejenak melepas kepenatan.

Lebih lanjut Ani, yang mengaku berasal dari Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya itu memaparkan, taman mamuli ini asri dan juga cukup tertata. “Disini kami bisa berfoto-foto di depan pintu masuk yang ada mamulinya, juga bisa foto-foto di taman bunganya. Kalau lelah kita bisa istirahat sekaligus berfoto selfi di dalam atau berlatar replika rumah adat Sumba ini,” imbuh Ani.

Baca Juga:  Fasilitas di Pantai Watuparunu Masih Amburadul Pasca Jadi Korban Seroja

Terkait nama Mamuli untuk taman ini, Ani dan rekannya menjelaskan, mamuli adalah sebuah perhiasan yang merupakan benda penting dalam aneka prosesi adat Sumba. “Mamuli sekilas mirip dengan rahim perempuan, ini mamuli selain benda adat juga dimaknai gambaran kesuburan dan kekuatan perempuan Sumba,” urainya.

Seperti disaksikan kala itu, taman ini memang nampak cukup asri. Bunga-bunga subur dan mekar. Disisi lain pasangan muda-mudi bercengkarama di dalam replika rumah adat sedang yang lainnya berpose di sudut lain taman yang juga tak kalah mempesona.

Taman ini juga menyediakan tower agar dapat menikmati keasrian dan kesejukan udara dari ketinggian. Selain itu, taman ini menyediakan beberapa permainan anak-anak.

Baca Juga:  Warga Nilai Jembatan Laimbonga Dikerjakan Tidak Berkualitas

“Saya datang ke sini baru pertama kali, saya datang bersama anak-anak, nampaknya mereka sangat senang. Setahu saya ini merupakan taman pertama di Sumba Barat, semoga nanti bisa terus terawat baik oleh pemerintah juga para pengunjung,” urai Markus, seorang pengunjung yang ditemui sedang bersama dua anaknya bercengkrama di atas ayunan.

Sayangnya, dibagian toilet, keasrian taman ini bak ‘susu yang terkena nila’, aroma pesing dan tumpukan sampah plastik berserakan. Semoga seiring waktu hal ini bisa terbenahi, hingga waktu pula yang akan menjawab, akankah taman ini kian asri dan menjadi tempat favorit warga, ataukah menjadi taman yang kesohor karena tak lagi tertata apik dan terlantar?(ion)

Baca Juga:  Festival Tenun Ikat & Kuda Sandlewood, Dibuka Deputi, Ditutup Bupati, Raup Simpati & Asa

 

Komentar