Waingapu, Jamkesnews – Tomi Takanjanji (26), Warga desa Kondamara, Kabupaten Sumba Timur, menjadi saksi nyata perjuangan sang ayah dalam menghadapi penyakit radang empedu, dan bagaimana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membantu Tomi dalam meringankan biaya pengobatan ayahnya. Perjalanan panjang Kornelis, ayah Tomi dalam melawan penyakit radang empedu diceritakan Tomi penuh dengan berbagai macam tantangan dan pengorbanan. Tomi mengaku bahwa dirinya sempat mengambil keputusan berat, yaitu menggadai kebun, satu-satunya aset berharga keluarga.
Beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2017, Kornelis didiagnosis menderita radang empedu. Kabar ini mengejutkan keluarganya, termasuk Tomi yang selalu mendampingi sang ayah. Setiap bulannya, Tomi dan keluarga harus mengeluarkan sejumlah uang yang cukup besar untuk biaya kontrol dan pengobatan ayahnya tersebut. Karena biaya pengobatan yang dibutuhkan cukup banyak, hal ini pun menjadi beban tersendiri bagi Tomi dan keluarganya.
“Kami saat itu tidak punya banyak pilihan. Kebun yang selama ini menjadi sumber penghasilan utama keluarga pun terpaksa kami gadai untuk membiayai pengobatan ayah saya. Bagi saya, tidak ada yang lebih berharga daripada kesehatan ayah saya”, ujar Tomi mengawali perbincangan.
Tomi melanjutkan bahwa saat itu dirinya beserta keluarga memang belum terdaftar dalam Program JKN. Setiap kali ke rumah sakit, Tomi mengaku bahwa ia harus siap dengan biaya yang sangat besar. Sampai pada tahun 2019, Tomi dan keluarga mendaftarkan diri sebagai peserta JKN dimana hal tersebut menurut Tomi menjadi titik terang bagi keluarganya.
“Atas saran dan informasi dari beberapa pihak akhirnya kami mendaftar sebagai peserta JKN. Saat itu kami diyakinkan salah satunya kalau tidak ada perbedaan dalam pengobatan yang diberikan antara pasien umum dan peserta JKN, dan hal itu pun benar-benar saya buktikan sendiri saat mendampingi ayah saya berobat”, terang Tomi.
Sejak saat itulah, Tomi dan keluarga tidak khawatir lagi soal biaya pengobatan sang ayah, karena seluruhnya sudah dijamin oleh Program JKN.
“Dengan adanya Program JKN, kami merasa lebih tenang. Puji Tuhan, tidak ada lagi kekhawatiran tentang biaya pengobatan yang besar seperti dulu. Sekarang kami bisa fokus pada kesembuhan ayah saya tanpa harus memikirkan bagaimana cara membayar biaya rumah sakit”, ujar Tomi.
Namun, perjalanan kondisi kesehatan Kornelis tidak berhenti sampai di situ. Beberapa hari yang lalu, sakitnya kembali kambuh. Kali ini, Tomi kembali membawa sang ayah untuk berobat di fasilitas kesehatan.
“Saya sangat khawatir ketika tau sakit ayah saya kambuh kembali. Tetapi satu hal yang kami patut syukuri, berkat Program JKN semua biaya pengobatan ditanggung sampai kami tidak ditagih biaya sepeser pun, semuanya gratis”, ungkap Tomi.
Saat ditanya mengenai pelayanan yang ayahnya dapatkan selama di rumah sakit, Tomi menyampaikan bahwa seluruh tahapan pengobatan yang diberikan kepada ayahnya mulai dari tahapan pemeriksaan, sampai pada layanan obat-obatan seluruhnya dinilai Tomi baik.
“Selama menjalani rawat inap ayah saya benar-benar dilayani dengan baik. Seluruh pasien baik umum maupun peserta JKN semuanya dilayani sama baiknya oleh rumah sakit. Semua pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ayah saya berjalan dengan lancar, tanpa ada masalah”, ungkap Tomi.
Menutup perbincangan, Tomi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Program JKN yang sudah membantu keluarganya selama ini. Tomi berharap kedepannya Program JKN dapat menjadi semakin baik lagi.
“Tanpa Program JKN mungkin kami sekeluarga akan terbebani saat menghadapi situasi sulit seperti ini. Kehadiran program ini telah benar-benar meringankan beban finansial kami secara signifikan, semoga kedepannya Program JKN semakin baik lagi agar manfaatnya semakin dapat dirasakan”, tutup Tomi. (gs/ta)