Waingapu, Jamkesnews – Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi yakni suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120 disertai dengan munculnya gejala nyeri pada bagian tengkuk atau leher, sakit kepala yang parah disertai mual, nyeri dada hingga sulit bernapas.
Penyakit hipertensi mayoritas diderita oleh masyarakat Indonesia, khususnya pada kalangan usia dewasa sampai lanjut usia. Melkianus Hamba Banju (45), pekerja asal Desa Lewa Tidahu, Sumba Timur ini memang sudah lama menderita hipertensi. Saat ditemui oleh tim Jamkesnews (Senin, 27/04), Melki panggilan akrabnya menceritakan pekerjaan yang dilakukannya terkadang membuatnya sering merasa kelelahan dan jarang memperhatikan kondisi tubuhnya. Namun semenjak ia dirawat di rumah sakit akibat kelelahan dan tekanan darah yang tinggi, membuatnya harus mengutamakan kesehatannya.
“Saya awalnya merasa sering pusing, nyeri dada, dan merasa nyeri di bagian tengkuk, seperti ada beban berat menimpa leher saya, setelah itu saya berobat ke Puskesmas ternyata saya memiliki tekanan darah tinggi dan harus dirujuk ke Rumah Sakit”, jelas Melki
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit awal april kemarin, Melki merasa sudah sehat dan ia saat ini rutin kontrol ke puskesmas dan minum obat penurun tekanan darah setiap harinya. Makanan dan aktivitas yang dilakukannya sehari – hari pun harus mulai terkontrol.
Melki mengungkapkan sangat bersyukur sebagai Peserta JKN-KIS. Mendapat bantuan dari pemerintah membuatnya selalu tenang tanpa khawatir apabila sakit, karena sudah memiliki perlindungan kesehatan.
Saya sekeluarga bersyukur mendapat bantuan dari pemerintah, seluruh biaya saya selama rumah sakit hingga kontrol rutin saat ini gratis semua ditanggung oleh JKN-KIS, saya tidak tahu biaya dari mana jika tidak ada JKN-KIS ini, ungkap Melki
“Saya berharap program JKN-KIS yang sangat baik ini akan terus berlanjut untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan prinsip gotong royongnya. Sekali lagi terima kasih JKN – KIS,” tutup Melki.