Waingapu.Com – Lahan jagung dan padi milik warga di Kecamatan Katala Hamu Lingu (Kahali), Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT, dalam tiga hari terakhir menjadi sasaran amukan koloni belalang kembara. Prahara seakan ditebar oleh belalang yang miliki nama ilmiah Locusta Migratoria itu. Upaya warga dengan kemampuan seadanya seperti mengusir secara manual dan membunyikan kaleng serta menabuh jerigen kosong, tak kuasa melawan gempuran serangga yang kian miliki daya jelajah tinggi itu, seiring dengan kemampuan terbang dan geraknya yang lebih cepat kala menjadi dewasa.
“Kami di desa Mandahu kaget dan panik, saat belalang datang serang. Kami sudah upaya untuk usir juga, ada yang pukul kalen dan jerigen kosong pula. Tapi tetap tidak bisa, belalang tetap serang dan rusakan sawah kami,” jelas Anton Baka Emang, warga dusun Reti Pakadu, Desa Mandahu, yang menghubungi media ini, Rabu (06/01) petang lalu via gawainya.
“Satu hektar padi saya yang berusia lebih dari sebulan rusak, kami hanya bisa pasrah sekarang ini. Informasi dari teman dan keluarga juga di desa Praibakul, Lailara, Matawai Amahu dan Kombapari juga diserang belalang,” timpal Anton.
Dihubungi terpisah via gawainya, Marthen Umbu Kaleka, Sekretaris Camat Kahali, ketika dihubungi media ini, Rabu (06/01) juga membenarkan serangan sporadis belalang kembara itu.
“Sampai sekarang memang belum ada data pasti total luasan areal sawah dan ladang yang ditanami padi dan jagung yang terdampak. Kami masih terus mendatanya. Lahan jagung dan padi yang sudah bisa dipastikan menjadi sasaran hama ini. Untuk desa Kombapari saja, sementara terdata empat belas Kepala Keluarga yang lahan padi dan jagungnya menjadi korban ganasnya belalang,” urai Marthen yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Camat Kahali itu.
Ditambahkan Marthen, rata-rata usia jagung dan padi di ladang dan di sawah milik warga mencapai lebih dari sebulan. “Rata-rata usia tanaman jagung dan padi lebih dari sebulan. Ada pula jagung yang sudah berbunga, habis daunnnya hanya tinggal batangnya saja. Warga yang tidak miliki pestisida, hanya bisa berupaya manual mengusir belalang juga dengan menabuh benda-benda seperti kaleng dan jerigen untuk mengusirnya ,” paparnya.
Belalang kembara yang menyerang Kecamatan Kahali, lanjut Marthen, didominasi belalang dewasa dan mampu untuk terbang lebih tinggi dan jauh. “Warga dan petugas sudah berupaya maksimal untuk menyemprot belalang dengan pestisida tidak bisa optimal karena belalang cepat sekali pergerakannya. Selain itu juga terhalang oleh hujan yang turun. Kalau malam belalang menyingkir ke padang, yang luas dan jauh, tapi sesewaktu disaat pagi hingga sore datang menyerang dalam jumlah besar,” pungkasnya. (ion)