Waingapu.Com – Serangan hama belalang kembara (locus migratoria), di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, terus meluas. Upaya untuk mengendalikannya terus
dilakukan oleh instansi teknis dan warga di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi berkembangbiaknya belalang. Brigade Penanggulaangan Belalang (Brigade PB) yang mulai diaktifkan kembali, dalam segala keterbatasannya berhasil menyasar dan menyerbu empatpuluh koloni belalang yang tersebar di empat Kecamatan.
Demikian dijelaskan Yohanes Tay Ruba, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT, pada wartawan di sela-sela aktifitasnya memimpin dan memotivasi anggota Brigade PB di Desa Maubokul dan Papuu, Kecamatan Pandawai, Rabu(13/07) siang kemarin.
“Kita akan terus memantaunya dan menaruh harapan pada masyarakat untuk proaktif memberikan informasi dan bila dimungkinkan membantu petugas untuk memerangi atau paling tidak menekan populasi belalang. Apalagi dari seluruh lokasi padang pengembalaan yang ada dan berpotensi untuk menjadi tempat kembangbiaknya dan munculnya belalang kembara ini, baru lima persen yang telah dimasuki dan diperangi secara sporadis,” imbuh Yohanes.
Lebih jauh diuraikan Yohanis, belalang kembara ini memang belum menimbulkan kerugian dan kerusakan besar pada lahan pertanian. Namun demikian, populasinya cukup tinggi hingga sangat dikuatirkan akan berdampak drastis bagi padang-padang pengembalaan yang merupakan sumber utama pakan ternak di Sumtim.
“Sekarang memang masih dominan di padang, namun harus dicermati pula satu induk belalang bisa menghasilkan telur sebanyak 250 hingga 500 butir, bayangkan sudah jika dalam satu koloni bisa terdapat ribuan ekor belalang,” paparnya.
Seperti terpantau kala itu, aparat TNI, penyuluh pertanian dan staf dari Dinas Pertanian Kabupaten maupun Propinsi, juga warga bersinergi untuk menyemprotkan pestisida, walaupun beberapa diantaranya hanya melengkapi diri dengan peralatan seadanya untuk perlindungan diri dari kontaminasi pestisida.(ion)