Belalang Kembara & Pestisida Cemaskan Peternak

oleh
oleh

Waingapu.Com – Terus meluas penyebaran dan populasi hama belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), tak hanya menimbulkan kekuatiran akan

dampaknya bagi lahan pertanian di musim tanam mendatang, namun juga menimbulkan kecemasan para pemilik ternak dan pengembalanya. Ancaman rusak atau bahkan habisnya rumput sumber pakan ternak hingga dampak buruk pestisida yang secara sporadis dipakai untuk menekan dan memerangi koloni belalang, kini menghantui para pengembala dan pemilik ternak.

Sejumlah peternak dan pengembala yang ditemui beberapa hari lalu di Desa Maubokul dan Papuu, Kecamatan Kambera menyatakan kecemasan juga langkah-langkah yang mereka tempuh untuk menyiasati kondisi itu.

“Sudah mau dua minggu ini petugas dari Dinas Pertanian semprot obat. Jadi kami harus lebih sering jaga ternak kami. Biar tidak masuk ke padang yang sedang di semprot atau yang telah disemprot. Kami takut juga pak, karena bisa saja bahaya untuk kami punya kuda,” jelas Andi pengembala kuda yang ditemui usai menggiring kuda gembalaannya dari padang untuk memasuki kandang.

Baca Juga:  Slankers & Slanky Sumba Timur, Telah Salurkan Aneka Bantuan untuk Korban Badai Seroja

Hal yang sama juga diakui oleh Langu, yang mengembalakan lebih dari tigapuluhan ekor sapi. ”Kami harus awasi terus sudah pak biar tidak masuk di padang yang baru disempit atau sedang disemprot, kami kuatir kalau rumput dimakan sapi kami sakit atau bisa saja mati,” tandasnya.

Terpantau dibeberapa titik padang pengembalaan di wilayah Maubokukul, dijejali bangkai belalang kembara baik yang masih belum bersayap maupu yang telah miliki sayap. Tak hanya itu, aroma tidak sedap juga tercium dari bangkai belalang kembara yang membusuk pasca terpapar pestisida Confidor dan sejenisnya.

Yohanes Tay Ruba, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi NTT yang ditemui di Maubokul, Rabu (13/07) lalu menyatakan pihaknya belum menerima informasi adanya ternak warga yang mati ataupun sakit sebagai dampak dari pestisida yang disemprotkan.

Baca Juga:  Bawang Palindi Berikan Bukti, Dipanen Justru Pada Puncak Musim Kemarau

“Memang padang ini menjadi sumber pakan ternak namun sejauh ini untuk ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi belum kelihatan dampaknya,” tukas Yohanis.(ion)

Komentar