Waingapu.Com – Kian meluasnya penyebaran belalang Kembara (Locusta Migratoria) juga kian cemasnya warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim),
NTT, terkait dampak yang nantinya ditimbulkan menjadi pelecut petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distan TPH) untuk memerangi. Status Awas ternyata memang tak hanya sebatas di atas kertas, setiap hari, sejak siang hingga malam hari, belalang Kembara diperangi atau paling tidak dihambat pengembaraannya.
“Tidak ada hari libur untuk memburu, mengusir hingga membasmi belalang. Ini kami baru tiba dari Kambata Tana,” tukas Herman Ndjurumana, petugas Distan TPH Sumtim, ketika dihubungi Rabu (06/07) malam lalu. Herman dihubungi via handphonenya sehubungan dengan adanya informasi dari masyarakat yang menyatakan ‘perang’ terhadap belalang dilakukan hingga malam hari.
Yang menjadi alasan perang terhadap belalang dilakukan pada malam hari adalah karena beberapa wilayah disebutkan telah ditemukan dan diserang oleh belalang kembara bersayap.
“Kalau yang bersayap itu cepat dan lebih gesit, juga tentunya bisa terbang saat diburu, jadi efektif dilakukan penyemprotan pada malam hari. Siangnya khusus untuk belalang yang masih kecil atau belum ada sayapnya,” urai Herman.
Adapun peperangan terhadap belalang hingga malam hari itu telah berlaku selama tiga hari terakhir. Populasi dan penyebaran belalang, demikian lanjut Herman telah sampai ke Kecamatan Pandawai tepatnya di wilayah Kambatatana, Pappu, Kadumbul dan Palakahembi.
“Kalau yang di Kadumbul bahkan sudah masuk sawah, beruntung padinya telah mulai menguning. Karena itu kami bersama warga hanya bisa menghalau dan mengusirnya keluar dari sawah semampunya barulah disemprot. Kalau masih menempel di tanaman padi yang menguning tidak akan kami semprot karena pertimbangan kekuatiran akan efek buruk yang ditimbulkan dari insektisida yang kami pakai pada bulir padi,” papar Herman seraya menambahkan sebanyak 200 bungkus Confidor dan sebelas unit mesin penyemprot yang telah digunakan selama memerangi belalang.
“Kami tadi ada enam orang yang turun lapangan bersama warga melalukan penyemprotan. Hampir tiap hari kami dapat laporan dari warga dan sedapat dan secepat serta semampu kami akan tindaklanjuti dan terjun ke lokasi. Tidak ada kata libur dan cuti bersama untuk kami dalam memerangi belalang,” tegas Herman dari balik handphonenya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ida Bagus Putu Punia, Kadistan TPH Sumtim, menegaskan penetapan status awas belalang, dikarenakan penyebarannya yang makin meluas, juga berkaca pada pengalaman masa silam akan dampak buruk yang ditimbulkan jika tidak segera ditangani.(ion)