Waingapu.Com – Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) yang melibatkan Mobil Dinas (Mobdin) ED 7 A, yang sedang dalam ‘masa peminjaman’ oleh Pendeta Endal Meta Yiwa, dikomentari para ‘pegiat dunia maya’ atau warganet. Komentar dari yang nyeleneh hingga saran efektifitas penggunaan mobdin meramaikan dunia maya pasca postingan foto dan berita seputar persitiwa itu diviralkan, Minggu (06/08) lalu.
Komentar nyeleneh seperti yang diposting Kristian R. Langu misalnya, yang meminta untuk warganet berfantasi. “Saya mohon mobilnya cepat-cepat ditutup, kenapa dia ngangkang begini, bikin horny saja..hahha”.
Lain lagi komentar Imelda Papeder yang mengkritisi sehubungan dengan pencermatannya bahwasanya para dirver (sopir) plat merah sering mengemudikan mobil dinas ugal-ugalan. Tak hanya itu, account yang sama juga memposting komentar hingga para oknum yang berseragam PNS yang disebutnya berseragam ‘keki’ yang jika sudah berada didalam mobil enggan untuk menoleh kiri dan kanan, justru hanya menopang dagu.
Komentar itu menanggapi postingan status Melantonio JePe yang menyatakan, tidak adanya rasa memiliki dari para pengguna mobdin, sehingga ke hati-hatian menjadi urusan kesekian, padahal pengadaan fasilitas-fasilitas itu dari pajak/uang rakyat.
“Kalau mobil mau aman ya ikut system di Ngada dan Ende mobil dinas parkir di kantor kalau diluar jam dinas,” demikian postingan saran dari account Jeremy Kelowedjo, Selasa (08/08) lalu.
Aneka tanggapan para warganet itu, boleh jadi menjadi bukti rakyat mulai menjalankan fungsi kontrolnya pada para pejabat pemerintah, maupun para wakil rakyat yang dipilih mereka. Para wakil rakyat yang mestinya justru menjalan fungsi control itu, acapkali lengah menjalankan fungsinya. Kritikan untuk para pejabat berbenah, agar mendapatkan doa dan simpati rakyat jelata. Saran bahkan cibiran ‘akar rumput’ agar para wakil rakyat berintropeksi, hingga kedepannya masih bisa dipercaya mewakili konstituennya yang tak hanya berjasa mendudukannya pada posisi ‘wakil rakyat yang terhormat’ namun juga punya andil pada perubahan gaya dan pola hidup oknum-oknum yang dulunya masih sesama kawula negeri.(ion)