Waingapu.Com – Eksploitasi liar pohon santigi di Pulau Nusa, Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur, NTT, kembali menjadi sorotan. Sejumlah video yang memperlihatkan aktivitas perburuan tanaman ini viral di media sosial dalam sepekan terakhir, memicu keresahan warga setempat serta kecaman warganet.
Kepala Desa Kabaru, Novrianus Male Here, menanggapi serius fenomena ini dengan melaporkannya ke Polsek Rindi pada Jumat (7/2/2025). Ia berharap aparat penegak hukum segera mengambil tindakan untuk menghentikan perburuan ilegal yang merusak ekosistem Pulau Nusa.
“Sekitar pukul 10 pagi, saya sudah melapor secara lisan ke Pak Kapolsek, menyampaikan keluhan terkait aktivitas ini. Beliau menyatakan akan menindaklanjuti dengan penyelidikan,” ungkap Novrianus.
Keprihatinan yang sama disampaikan oleh Ferdy Lapu Ndakunau, seorang pendamping PKH di Desa Kabaru. Ia menegaskan bahwa eksploitasi ini tidak hanya mengancam ekosistem Pulau Nusa, tetapi juga merusak kealamian karang yang menjadi daya tarik khas wilayah tersebut.
“Ini sangat meresahkan. Jika tidak segera ditindak, dampaknya akan buruk bagi lingkungan. Kami meminta aparat bertindak cepat,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari warga, para pelaku perburuan pohon santigi diduga berasal dari luar Sumba. “Warga tidak mengenal mereka, kemungkinan mereka datang dari Lombok, NTB,” tambah Ferdy.
Pulau Nusa sendiri merupakan gugusan pulau karang dan pasir yang berada dalam wilayah Kecamatan Rindi, Sumba Timur. Meskipun tidak berpenghuni, pulau ini kaya akan sumber daya laut serta memiliki keunikan flora, termasuk pohon santigi yang banyak diburu untuk dijadikan bonsai.
Kasus eksploitasi liar ini menjadi perhatian banyak pihak, dan warga berharap ada langkah konkret dari aparat untuk menghentikan perburuan ilegal yang semakin marak. (ion)