Waingapu.Com – Awal dibangun, tapal batas antara Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) dengan kabupaten Sumba Tengah (Sumteng) cukup megah. Bahkan boleh jadi,
jika saat itu era teknologi telekomunikasi sudah semaju sekarang, dimana media sosial dengan bumbu selfie dan wefie lagi booming, tapal batas itu bisa menjadi latar para pelintas batas.
Namun sayang, kondisi tapal batas yang awal dibangun dulunya merupakan gapura simbolisasi Mamuli yang terbelah dua serta batu prasasti dalam sebuah lopo, kini nampak tak terawat dan memeriskan. Selain kotor dan bahkan beraroma pesing, juga aneka coretan juga memberi andil betapa tempat ini sudah saatnya dibenahi.
“Kalau bisa pemerintah kedua Kabupaten benahi tempat ini. Karena tempat ini menjadi pintu masuk dan pintu keluar kedua Kabupaten. Kesan pertama dan terakhir dari pelintas dan pengunjung dari luar daerah bisa dibangun di sini. Sayang jika dibiarkan terlantar seperti ini,” harap seorang rekan seperjalanan dalam perjalanan liputan ke Kabupaten Sumteng, pekan lalu.
Pendapat senada juga dikemukan oleh Rolland, seorang pemuda asal Wanokaka yang kebetulan ditemui di lokasi itu, kala bersama rekannya beristirahat, untuk selanjutnya melanjukan perjalanan ke Kota Waingapu.
Mirismemang, demikian Roland menambahkan, jika mengingat tempat ini tak hanya dilintasi oleh para kawula alias rakyat kebanyakan, namun juga beberapa kali dilintasi oleh para pejabat dari dua Kabupaten bertetangga itu.(ion)