Ini Dia, Proyek Hotmix Di Sumtim Yang Sisakan Tanda Tanya

oleh
oleh

Waingapu.Com – Proyek hot mix jalan di seputaran Kota Waingapu dengan dana miliaran rupiah memang telah berangsur selesai. Namun demikian, jika dicermati sejak

awal pengerjaannya tentu akan menimbulkan tanya. Tanya yang hingga kini masih tersisa, pada proyek yang di danai dengan anggaran yang bersumber dari pajak rakyat itu belum sepenuhnya terjawab.

Adalah PT. Alam Flores yang melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT. Erom, dalam proyek yang didanai APBN Murni senilai lebih dari Rp. 18 Miliar yang merupakan item proyek-proyek Dirjen Cipta Karya Propinsi NTT untuk penataan pemukiman dan infrastruktur yang hingga selesainya pekerjaan proyek itu masih digelayut tanda tanya.

Setelah dikritisi warga seputar penggunaan material pasir gunung dalam pekerjaan drainasenya, tanda tanya seputar pekerjaan hotmix beberapa bagian jalan dikawasan pemukiman juga muncul. Pasalnya, di beberapa lokasi jalan yang dihotmix seperti di wilayah kelurahan Kemala Putih dan Kampung Kalu, Kelurahan Prailiu, kontraktor tidak terlebih dahulu melapisi jalan yang akan di hotmix dengan agregat namun justru langsung melapisinya dengan hotmix setelah sebelumnya diberi atau disemprot cairan hitam yang merupakan campuran aspal dan minyak tanah atau solar.

Baca Juga:  Satlantas Sumba Timur Tidak Temukan Pengguna Knalpolt Racing Saat Malam Tahun Baru

Hal mana berbeda dengan pekerjaan sejenis yang dilaksanakan juga oleh PT. Erom namun dengan mitra KSO berbeda, yakni dengan PT. Perisos Abadi. Proyek dengan sumber dana APBD II Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), senilai lebih dari tiga miliar rupiah itu justru melapisi terlebih dahulu jalanan yang akan dihotmix dengan agregat kemudian dipadatkan barulah dilapisi dengan material hotmix.

Pihak kontraktor yang hendak dikonfirmasi hingga kini belum juga memberikan tanggapannya. Yarid Elo, selaku General Superintendent (GS) PT. Erom yang telah dihubungi via sms oleh wartawan dan bahkan dihubungi oleh rekan-rekan kerjanya di PT. Erom untuk bisa ditemui tidak jua menjawab panggilan telepon selular dari reka-rekannya.

Baca Juga:  Kasus Narkoba Waingapu: Hari Ini, Polda NTT Gelar Konfrensi Pers

“Saya sudah hubungi dia kemarin malam dan dia sudah ok. Tapi dari tadi saya call tidak juga dia angkat,” jelas Adhie Heo, rekan kerja Yarid di PT. Erom, yang ditemui dipelataran kantor PT.Erom, Sabtu (03/12) siang kemarin.

Senada dengan Adhie, Julius N. Ludjiwara, selaku Manager umum juga beberapa kali menghubungi Yarid dari tepat yang sama. ”Kalau soal teknis dia memang yang lebih tahu dan pantas menjawab, tapi ini saya juga call tidak diangkat juga,” timpalnya.

Tak ayal, realita inilah yang kemudian hingga kini belum menemukan jawabannya dari pihak yang berkompeten untuk menjelaskannya. Dan tanda tanya itupun makin membesar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Din-PU) Kabupaten Sumtim, IGK. Adhyana melalui Amos Rawambakoe selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kepala Seksi Perencanaan Teknik Bidang Bina Marga, yang ditemui pekan lalu menjelaskan, untuk proyek hotmix yang didanai APBD Sumtim diawasi dengan ketat dan tegas.

Baca Juga:  Dugaan Penyelewengan Dana Ramai di Medsos, Kades Patawang Tanggapi dengan Iman

“Idealnya memang menggunakan terlebih dahulu agregat yang dihamparkan kemudian dipadatkan barulah dihotmix. Dan untuk pekerjaan proyek di kami yang dilaksanakan oleh PT. Perisos Abadi KSO PT. Erom itu dilakukan dan kami awasi ketat,” jabarnya.

Namun demikian, Christofel Malo Umbu Pati, selaku Kepala Bidang Bina Marga yang kala itu mendampingi Amos menegaskan, pihaknya tidak bisa mengkritisi dan mengomentari seputar kualitas dan cara kerja proyek yang didanai APBN maupun APBD Propinsi NTT.

“Kami kerjanya demikian, dan itu yang ideal menurut kami. Namun karena kewenangan yang kami miliki terbatas, jadi soal kualitas dan cara kerja kontraktor pada proyek-proyek APBD I maupun APBN bukan ranah kami untuk menanggapi dan mengomentarinya,” papar Christofel.(ion)

Komentar