PEMDES Punya Otoritas Kembangkan Desa Wisata di Sumba Timur

oleh
oleh
Workshop Desa Wisata

Waingapu.Com – Dunia pariwisata perlahan mulai bangkit, setelah sempat terpuruk akibat Pandemi Covid – 19. Hal itu juga mulai dirasakan di Kabupaten Sumba Timur, NTT, sekalipun pernah dilanda bencana dampak siklon tropis seroja, awal April 2021 silam. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan desa wisata miliki prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan. Untuk merealisasikannya, Pemerintah Desa (Pemdes) punya otoritas untuk merancang dan merangsang tumbuh kembangnya sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi setempat. 

Demikian salah satu paparan Thobias A. Messakh, Kepala Bidang Kelembagaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi NTT, dalam kegiatan Workshop Visioning Pengelolaan Desa Wisata Yang Tangguh, Inklusif dan Adaptif Terhadap Bencana Alam dan Non Alam, Selasa (19/04/2022) siang lalu. 

Workshop Desa Wisata

“Pemerintah Desa tentu harus punya inovasi dan perlu untuk melibatkan semua komponen masyarakat desa baik itu perempuan, anak, kaum disabilitas dan lansia,” tandasnya dalam kegiatan yang dilaksanakan di aula Hotel Tanto, Kecamatan Kambera yang direncanakan akan dilaksanakan selama dua hari itu.

Lebih jauh dipaparkan Thobias, di NTT  ada 643 destinasi wisata alam, dan tentunya ada banyak pula diantaranya di Sumba Timur. Yang diperlukan untuk mengangkat destinasi wisata itu lebih dikenal dan juga bermanfaat bagi warga setempat tentunya adalah fasiltas pendukung yang memadai. “Akses kendaraan ke lokasi memadai, kendaraan yang aman dan nyaman, begitu pula tempat penginapan, Yang juga penting adalah pemandu wisata lokal yang berkompeten,”paparnya sembari menambahkan bahwa Sumba Timur juga kaya akan destinasi wisata budaya, dan bisa pula dikembangkan destinasi wisata minat khusus seperti surfing dan snorkling.

Baca Juga:  Launching Penetapan & Pengundangan Peraturan Desa Mondu Tentang Pengelolaan Obyek Wisata Alam Air Terjun Tanggedu

Roslina Lulu, Kepala Seksi. Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan Kecamatan Pandawai, salah satu peserta dalam workshop ini berharap, pengembangan desa wisata berbasis adat budaya tak bisa dilepaskan dari sejarah desa dan kampung setempat. 

“Bila perlu ada yang menulis atau membukukan cerita sejarah kampung dan desa masing – masing. Kapan berdirinya, bagaimana kabihu atau marga – marga itu ada dan asalnya dari mana awalnya? Jadi berjalan seiring dengan penjelasan tentang rumah – rumah adatnya. Ini untuk lingkup yang kecil dan yang lebih besar tentu adalah sejarah daerah atau Sumba Timur. Hal itu bisa digali pada orang – orang tua dan tokoh adat yang sepuh dan lalu dibukukan oleh generasi yang lebih mudah, jadi tidak pupus atau hilang begitu saja,” urainya dalam Workshop yang diselenggarakan oleh UPKM/ CD Bethesda YAKKUM, SOPAN Sumba, Yayasan KOPPESDA Sumba bekerja sama dalam sebuah konsorsium.  

Baca Juga:  Konsorsium Pusaka Siap Siaga Sumba Timur Bimbing Empat Wilayah Jadi Desa Wisata Inklusi

Program Penguatan Desa Wisata Tangguh, Inklusif dan Adaptif Siap Siaga Sumba Timur (PUSAKA SIAP SIAGA) menyasar empat desa/ kelurahan dampingan. Ke – empatnya mempunya destinasi wisata unggulan yakni Desa Persiapan Tanggedu dengan wisata alam air terjunnya, Desa Pambotanjara dengan bukit Wairinding – Lai Uhuk, Kelurahan Prailiu dengan Kampung adatnya serta Kelurahan Watumbaka dengan Pantai Walakiri – nya.

Workshop dibuka secara resmi oleh Umbu Ngadu Ndamu, Asisten  I (satu) Setda yang membidangi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, mewakili Bupati Sumba Timur. Dalam sambutannya, selain mengapresiasi kegiatan ini, yang  dipandandang bisa menjadi salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya masyarakat desa dalam dunia wisata. “Pemerintah Sumba Timur tentu tidak bisa berjalan sendiri dalam peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk dalam pengembangan pariwisata. Perlu dukungan semua komponen, baik itu masyarakat sendiri dan juga LSM untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera, Harmoni dan Tertib,” tegasnya di hadapan perwakilan pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan dampingan serta pelaku wisata yang ikut dalam kegiatan itu.

Baca Juga:  Libur Nataru: Wisata Londa Lima Malah Terpuruk

Sukendri Siswanto, Project Manager PUSAKA SIAP SIAGA Sumba Timur, sebelumnya dalam sambutannya menjelaskan, program yang dilaksanakan adalah program pemerintah Indonesia yang mendapat dukungan dan pemerintah Australia. 

“Wilayah yang menjadi dampingan nanti akan ada pelatihan untuk pelaku wisata. Nantinya ada pula kegiatan lainnya yang diharapkan bisa meningkatkan atau mengembalikan kegiatan – kegitaan ekonomi berkaitan dengan pegembangan wisata. Pelatihan yang diberikan diantaranya pengolahan pangan lokal yang menarik dan higienis, jamu atau minuman herbal, pijat tradisional, dan pelatihan tentang bagaimana cara mempromosikan destinasi wisata ke media sosial secara  lebih menarik,” urai Sukendri. (ion)

Komentar