Waingapu.Com – Prahara yang dibawa oleh Demam Berdarah Dengue (DBD) terus berlanjut di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. Jumat (22/02) petang tadi, seorang balita asal Kampung Baru Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu, menjadi korban ke-13. Nominal korban jiwa yang menyentuh angka yang oleh sebagian kalangan dianggap angka ‘apes’ itu harus menjadi catatan kelam bahwasanya DBD tak lagi bisa diperangi hanya sebatas seruan dan jargon.
Informasi yang terangkum media ini dari beberapa sumber terpercaya menyebutkan, korban ke-13 itu dibawa dalam kondisi sudah kritis ke UGD RSUD Umbu Rara Meha. Tentunya kala dibawa dibarengi asa keluarga korban bisa tertolong. Namun apa daya keluarga juga tim medis, mendung duka justru lebih kuat untuk menghadirkan nestapa.
Rekapan jumlah warga yang terserang DBD dan telah maupun sedang dirawat di tiga rumah sakit di Kota Waingapu, hingga Kamis (21/02) kemarin mencapai 437 orang. Jumlah itu terhitung mulai tangal 01 Januari 2019 lalu. Dari totalan pasien yang dirawat, didominasi usia anak-anak, begitupun yang meninggal dunia. Pemkab. Sumtim sendiri telah menetapkan DBD sebagai KLB dan menaruh harapan peran semua elemen masyarakat memerangi DBD.
“Yang kita perlu sekarang adalah gerakan masif dari ragam elemen. Tapi untuk itu perlu ada panglima yang berani dan tegas mengambil kebijakan bahkan turun langsung hingga ke bawah, dalam artian menggerakan masyarakat hingga tingkatan RT dan RW. Kalau tidak, bukan tidak mungkin korban masih akan terus bertambah dan kita hanya bisa meratap dan menaruh iba,” tandas Heinrich Dengi, jurnalis sekaligus pimpinan Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu, Kamis (21/02) siang kemarin dalam diskusi lepas dengan rekan-rekan pegiat media di Sumtim di studionya. (ion)