Waingapu.Com – Kabupaten Sumba Timur tengah bersiap meluncurkan program makan siang gratis dan bergizi bagi pelajar Sekolah Dasar (SD). Program yang juga beken dengan label “Makan Bergizi Gratis” (MBG) ini dijadwalkan dimulai pada 3 Februari 2025, dan akan dilaksanakan di sembilan SD terpilih, di antaranya SD Negeri Waingapu 1 dan 2, SD Inpres Kamalaputi, hingga SD Kristen Agape.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumba Timur, Delis Hambawali yang akrab disapa Aldy Wali mengungkapkan bahwa persiapan telah mencapai 80 persen. Tim yang terdiri atas juru masak dan ahli gizi kini hanya menunggu pengiriman peralatan katering dari Kupang untuk menyempurnakan rencana ini.
“Dengan program ini, kami ingin menyediakan makanan bergizi, bukan makanan mewah, tetapi cukup untuk kebutuhan gizi anak-anak SD,” ujar Aldy saat diwawancarai awak media.
Dapur utama program ini akan dikelola oleh 30 tenaga kerja yang mampu memproduksi hingga 3.000 porsi makan siang setiap harinya. Sistem distribusi dirancang agar makanan dapat sampai ke sekolah-sekolah dalam waktu maksimal 30 menit sejak diproduksi. Langkah ini memastikan makanan tetap segar dan bergizi saat dikonsumsi oleh para siswa.
Untuk wilayah yang sulit dijangkau, seperti sekolah di daerah terpencil, program MBG juga memiliki solusi berupa rumah produksi yang dapat melayani beberapa kecamatan terdekat.
Selain fokus pada gizi anak-anak, program ini turut memberdayakan petani lokal dengan memanfaatkan hasil panen mereka sebagai bahan makanan utama. Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang mengutamakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
“Kami ingin program ini tidak hanya membantu anak-anak di sekolah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat petani lokal,” tambah Aldy.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan fokus belajar para siswa SD di Sumba Timur. Selain itu, inisiatif ini menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan anak-anak melalui langkah-langkah konkret.
Peluncuran program MBG tak hanya menjadi tonggak baru dalam layanan pendidikan di Sumba Timur tetapi juga cerminan bagaimana kolaborasi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan perubahan positif. (wyn)