Waingapu.Com – “Bayangkan satu hari untuk tahap pertama akan hasilkan gula 600 ton. Bagi seluruh Sumba itu berlebih-lebih. Dan untuk itu harus dibagi keluar, jadi nanti kapal yang bawa keluar akan diketahui bawa gula dari Pulau Sumba, gula dari Pulau terindah di dunia. Harus ada atau jadi kebanggan bersama. Jadi kalau ada orang dari luar pulau Sumba, misalnya dari Pulau Timor atau Flores yang merasa itu itu wajar, kalau orang Sumba sendiri yang merasa iri, itu saya merasa aneh,” papar Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya dalam sambutannya kala ceremonial peletakan batu pertama pembangunan gedung pabrik gula PT. Muria Sumba Manis (MSM) di desa Wanga, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), Sabtu (21/04) siang lalu.
Terkait dengan kehadiran investor, khususnya PT. MSM yang oleh Lebu Raya dinilai nekad atau berani mengambil resiko, harus dimanfaatkan oleh warga Wanga khususnya dan warga Sumba pada umumnya, bukan malah ditolak atau dihambat.
Menurut Lebu Raya, masyarakat jangan mudah termakan oleh informasi dari pada oknum-oknum tertentu. “Adanya oknum yang sok-sok bela masyarakat mungkin terlalu merantau lama. Pada dasarnya tidak ada pemerintah yang inginkan rakyatnya sengsara, yakinlah pemerintah tidak mungkin untuk menyengsarakan rakyat. Jadi kita harus dukung dan jadikan ini sebagai kebanggaan bersama. Jangan kalau sudah ada usaha atau dimanfaatkan begini baru mulai mengaku ini tanah milik ini dan itu, padahal sebelumnya kalau ditagih pajak tidak ada yang mengaku,” tandasnya.
Adapun Pabrik Gula berkapasitas total 12.000 TCD ini terintegrasi dengan perkebunan tebu milik perusahaan dan mempergunakan teknologi kogenerasi listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga pada pompa irigasi dengan teknologi sub-drip, yang membedakannya dengan pabrik gula kebanyakan. Selain itu pabrik juga menggunakan technology fully automatic control yang dilengkapi dengan unit dekolorisasi sehingga diharapkan produk yang dihasilkan dapat masuk ke pasar B2B untuk gula industri. Pabrik yang akan beroperasi penuh pada tahun 2020 ini diharapkan dapat menghasilkan 1.200 ton Gula Kristal Putih dan Gula Kristal Rafinasi setiap harinya
Raphael.R.Susanto, Chief Operating Officer PT. MSM dalam sambutannya mengatakan apresiasi atas dukungan pemerintah propinsi NTT dan Pemkab. Sumtim secara khusus yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif selama ini.
“Mendapatkan ijin usaha sejak tahun 2015 silam, PT. Muria Sumba Manis sangat serius menggarap pembangunan perkebunan tebu serta mengembangkan kemitraan plasma masyarakat. Dengan target kapasitas 12.000 TCD. Kami yakin dapat memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian swasembada gula nasional yang diperkirakan mencapai 6,8 juta ton pada tahun 2020 dan keberadaan kami di Sumba Timur diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah secara berkesinambungan,” urai Raphael.
Selain komitmen pembangunan fisik di lapangan, PT. Muria Sumba Manis, didasari dengan semangat Grow in Harmony (Bertumbuh Dalam Keselarasan) berkomitmen penuh untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui rangkaian kegiatan bakti sosial/CSR serta terus berupaya menciptakan kemitraan kemandirian ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat di sekitar kebun masyarakat. Hal ini merupakan bentuk nyata dukungan PT. MSM dalam komitmennya membangun negeri serta memberikan pemerataan kemajuan ekonomi khususnya di wilayah Indonesia Timur.(ion)