Waingapu.Com – Aksi pemboman ikan di laut dan sekitar pantai Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, kembali marak terjadi. Warga Haharu,
khususnya para nelayan kecil hanya bisa mengelus dada terkait aksi yang mengangkangi aturan dan merusak ekosistem itu.
Camat Haharu, Joseph WDV. Supusepa, kala dihubungi wartawan via telpon selularnya beberapa waktu lalu mengakui, aksi pemboman ikan di wilayahnya kian marak. Hal itu bahkan telah dilaporkan ke pihak berwajib.
“Kami miris juga melihat maraknya aksi pemboman ikan. Kami dari kecamatan juga Polsek Haharu sudah tahu hal itu. Kami bahkan beberapa kali melihat langsung bersama warga, aksi kapal-kapal pembom itu. Namun apa daya kami? Kami hanya bisa laporkan ke POSAL juga Dinas Perikanan dan Kelautan, namun bisa jadi minimnya peralatan yang dimiliki membuat aksi itu hingga kini sulit untuk dicegah,” paparnya.
Camat yang akrab disapa Verly itu juga mengakui ia dan staf kecamatan bersama Polsek serta warga Haharu sempat menjadi saksi mata tujuh unit kapal pembom ikan beraksi di laut Haharu beberpa hari lalu. Upaya aparat Polsek Haharu, jelas Verly, dengan memberi tembakan peringatan dari wilayah pantai tidak digubris para pelaku pemboman.
“Mereka membom di laut yang aman dan jauh dari jangkauan nelayan dan aparat Polres, jadi sekalipun ditembak langsung, peluru berapa banyak juga tidak akan sampai ke mereka. Kita hanya bisa lihat aksi mereka dan hanya bisa dengar dentuman bomnya saja,” imbuh Verly.
Maraknya aksi pemboman ikan itu juga dikeluhkan nelayan setempat. Tidak bisa berbuat banyak akan aksi perusakan lingkungan itu, Bara Karewali akhirnya menuliskan surat terbuka kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Kekesalan Bara yang merupakan nelayan asal Desa Wunga, Kecamatan Haharu itu dipastikan kian membara, seiring dengan laporannya kepada instansi terkait hanya mendapatkan tanggapan dingin dan keluhan tidak adanya peralatan memadai seperti kapal pemburu.
Informasi lainnya yang berhasil dihimpun menyebutkan, upaya nelayan setempat untuk mendekat dan memberikan teguran kepada para pelaku pemboman yang disinyalir berasal dari Propinsi NTB itu, justru mendapatkan ancaman lemparan bom ke perahu mereka dari para pelaku pemboman.(ion)