Waingapu.Com – Pesta Demokrasi menentukan pimpinan NKRI untuk lima tahun ke depan disambut sukacita warga Lapau, Kelurahan Temu, Kecamatan Kanatang,
Kabupaten Sumba Timur (Sumtim),NTT. Lapau adalah sebuah wilayah pemukiman warga yang dalam Pilpres nanti harus ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan menempuh jarak kurang lebih 25 kilometer dari pemukiman mereka. Warga yang mempunyai hak pilih harus menempuh jarak sejauh itu karena kebijakan re-grouping (penggabungan) TPS yang dilakukan oleh KPU.
“Kalau Pileg lalu kami punya TPS sendiri, namun dalam Pilpres sekarang kami harus menuju TPS 08 di dekat kota Waingapu yang jaraknya kurang lebih 25 kilometer,” jelas Lam Landu Amahu (45), warga Lapau yang juga menjabat sebagai ketua RT itu ketika ditemui di wartawan kediamannya, Selasa(08/07) sore kemarin.
Lebih lanjut Lam menjelaskan, sebanyak 70-an warga Lapau yang sebagian besar berprofesi petani dan peternak kecil itu, yang mempunyai hak pilih, harus berjalan kaki atau menumpang ojek guna menuju TPS.
“Sebagian besar warga jalan kaki untuk menuju TPS, ikut padang sabana dan jalan setapak. Hanya sedikit yang punya motor, kalau mau ojek harus siap uang 50 ribu rupiah untuk pulang dan pergi TPS,” tambahnya.
Namun ada sedikit kekuatiran terkait kondisi itu. “Pemilih yang sudah berusia uzur itu yang kemungkinan besar tidak akan ikut mencoblos. Karena tidak mungkin dipaksakan mereka jalan kaki dengan medan seperti ini,” tukas Lam.
Adapun KPUD Sumtim, menyatakan kesiapannya untuk pelaksanaan Pilpres hari ini. Hal itu mengemuka dalam rapat pemantapan dan koordinasi pelaksanaan Pilpres yang dilaksanakan di aula KPUD setempat tadi malam.
Rapat ini dihadiri oleh Panwas, tokoh masyarakat dan agama, pimpinan Parpol, Bupati dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) setempat.(ion)