Waingapu.Com – Mengantisipasi serangan hama belalang Kembara (Locusta Migratoria), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur (Sumtim), NTT, mengaku tak bisa mengandalkan kekuatan sendiri. Karena itu perlu bantuan dari Pemerintah Propinsi NTT dan juga Pemerintah Pusat. Realita itu mengemuka kala wartawan media ini menemui Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Holtikultura (Distan PH) Johanis Hiwa Wunu, Jumat (31/05) siang lalu.
“Kami dapatkan bantuan dari Dinas Pertanian Propinsi NTT sebanyak 200 kilogram Confidor serbuk atau bubuk. Sampai sekarang masih ada Confidornya, dan akan kita sipakan untuk membasmi belalang Kembara jika nanti stok Confidor kami habis,” jelas Johanis di ruang kerjanya.
Selain itu kata Johanis, Pemkab Sumtim juga bersurat ke Dirjen Tanaman Pangan untuk bisa mendapatkan bantuan, sembari juga tetap berkoordinasi dengan DPRD untuk pemanfaatan dana emergency jika memang sudah amat sangat diperlukan.
Langkah lain yang juga dilakukan untuk memerangi serangan belalang, Johanis menuturkan adanya upaya adat dan tradisi yang dilakukannya secara pribadi. Namun demikian, Ia enggan untuk merinci lebih jauh cara dan prosesi adat yang dilakukannya. “Pakai adat dan budaya juga Pak, saya pakai saya punya cara sendiri saja, kalau tidak susah juga kalau kita hanya mau andalkan Confidor, kasihan pegawai kami jika terus terpapar bahan kimia dari pestisida. Tapi hingga kini brigade pembasmi belalang tetap siaga,” timpalnya sembari menambahkan, hasil pengamatan dann penelusuran Distan P & H, lebih dari 20 titik lokasi yang menjadi tempat ditemukan koloni belalang kembara.
Adapun titik – titik lokasi dimaksud, demikian urai Yohanis, diantaranya Palanggai,Tandening, Wulla, Tana Raing dan Kabaru. Namun demikian, beruntung hingga kini belum ada lahan pertanian dan tanaman warga yang diserang oleh belalang Kembara itu.(ion)