Waingapu.Com – Seekor buaya betina berukuran lebih dari tiga meteran, berhasil ditangkap pemburu buaya dan sejumlah warga, Jumat (07/04) sekira pukul 14:00 Wita,
di sungai Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Buaya kemudian dibawa oleh para pemburu bersama warga ke bawah kampung Hibu Wundu, tidak jauh dari rumah duka tempat potongan tubuh Ngabi Ndjuka, korban yang diduga kuat menjadi korban keganasan kawanan buaya disemayamkan.
“Saya tadi yang panah dan tombak lebih dulu dengan ini, baru yang lain kemudian. Liat ini tombak sampai bengkok. Ada empat tombak yang tadi kena buaya,” jelas Madja, sang pemburu buaya bersama sejumlah rekannya menunjukan mata panah dan tombak yang digunakan untuk melumpuhkan buaya.
Madja juga menyatakan masih akan terus melakukan perburuan terhadap kawanan buaya yang disebutnya masih banyak berkeliaran di sungai Kambaniru dan Lambanapu itu.
Johanis Praing, selaku sepupu kandung Ngabi Ndjuka, yang didaulat keluarga untuk memberikan keterangan kepada awak media menjelaskan, pencarian dan perburuan buaya memang masih akan terus berlanjut. Juga buaya yang ditemukan akan dibelah perutnya guna mencari keberadaan potongan tubuh Ngabi Ndjuka.
“Ini hanya satu dari kawanan mereka, ini hanya ukuran sedang saja. Saya dapat informasi dari keluarga dan pemburu buaya, mereka ada empat ekor, satunya hari ini ditangkap. Tiga ekor lainnya masih akan dicari. Apalagi satu diantaranya memang punya ciri khusus yang dikenali pemburunya sebagai pemangsa utama. Ciri khususnya adalah hidungnya putih dan besarnya lebih dari ini, dan itu yang akan dicari dan jika Tuhan berkenan kami akan bisa mendapatkannnya dan bagian tubuh saudara kami yang masih hilang kemungkinan besar masih ada diperutnya,” jelas Johanis.
Masih lanjut Johanis, buaya yang berciri khusus itu adalah buaya utama yang diburu karena buaya itu yang sebelumnya berhasil ditombak dan dipanah terlebih dahulu namun kemudian lolos.
“Buaya itu yang secara khusus dicari sebenarnya karena saat pertama kali saudara kami hilang disekitar sarang buaya, buaya itu yang pertama terlihat dan kemudian diburu. Dimana kemudian buaya itu selalu menuju hulu sungai lalu memuntahkan bagian-bagian tubuh saudara kami. Itu buaya yang dirindukan untuk ditangkap, mudah-mudahan esok lusa berhasil ditangkap,” imbuhnya.
Hingga kini suasana duka masih menggelayut di kampung Hibu Wundu. Potongan tubuh korban masih diletakan di dalam peti di bale-bale depan rumah adat dengan dibungkus kain tenun ikat khas setempat.
Hingga berita ini ditulis, warga masih terus berdatangan untuk melihat dari dekat buaya yang ditangkap, juga untuk mengambil video serta foto bahkan berselfi di sampng dan diatas buaya.
Sejumlah pengunjung bahkan ditegur oleh beberapa warga setempat karena terlampau ekstrim dalam mengambil foto dan video, juga menginjak bahkan menendang buaya. Sementara warga lainnya ada yang datang memberikan sesajen baik berupa uang dan sirih pinang diatas kepala buaya.(ion)