Asesor BAN S/M Jangan Sebatas Hasilkan Bahan Dekorasi Daerah

oleh
oleh
Diklat BAN

Waingapu.Com – Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Asesor Badan Akreditasi Nasional Sekolah – Madrasah (BAN-S/M) zona Sumba digelar di Pada Dita Beach Hotel, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, Selasa (11/06) siang kemarin. Pelatihan ini diharapkan bisa mengasilkan asesor yang profesional, kredibel dan berkualitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk itu asesor yang jangan sebatas menghasilkan bahan untuk dekorasi bagi sebuah daerah. Demikian salah satu point arahan dan harapan yang disampaikan Itje Chodidjah, anggota BAN-S/M Pusat sebelum digelarnya diklat dimaksud.

“Akreditasi yang merupakan hasil kerja dari para asesor harus benar-benar mencerminkan atau menyampaikan hal yang sebenar-benarnya bagi pemerintah daerah. Jadi bukan hanya sekedar hal yang kemudian menyenangkan mata dan hati pemerintah daerah. Asesor di daerah jangan sebatas memberikan hasil yang nantinya menjadi dekorasi dan pajangan bagi daerah. Namun ternyata pada kenyataannya diluar sana tidak sebagus dan seindah pajangan dekorasi itu,” tandas Chodidjah.

Baca Juga:  Survei Persepsi Kinerja, KPK Ajak Masyarakat Berpartisipasi
Diklat BAN

Menjawab pertanyaan wartawan, seputar arahan dan harapannya itu, apakah berdasarkan pengamatan atau pantauannya, para asesor di NTT umumnya dan Sumba khususnya punya kecenderungan memberikan hasil yang sebatas jadi ‘dekorasi’ daerah? Chodidjah menegaskan, adanya potensi itu.

Diklat BAN

“Ketika kita berbicara penilaian kita pasti pasti mempunyai keinginan bahwa penilaian tersebut membawa image baik kepada masyarakat. Sehingga potensi untuk membuat image tersebut baik melalui angka – angka yang dilaporkan itu pasti ada. Dalam hal ini, untuk proses akreditasi sebaiknya dihindari, karena proses akreditasi itu adalah melihat sekolah secara detail, untuk memberikan informasi tujuannya, bukan untuk memberikan predikat. Agar nantinya Kepala Daerah bisa mengalokasikan anggaran atau kebijakan untuk menyikapi informasi itu,”paparnya.

Baca Juga:  KPK ‘Bidik’ Praktek Jual Beli Jabatan, Modus Korupsi yang Rentan Terjadi di Daerah

Lebih jauh Chodidjah yang kala itu didampingi oleh Daniel Tiwu Hero, selaku Ketua BAN S/M Propinsi NTT mengutip pernyataan Wakil Bupati Sumtim, Umbu Lili Pekuwali, dalam arahannya sebelum membuka kegiatan Diklat itu terkait alokasi anggaran pada sektor pendidikan di Sumtim.

“Tadi apabila dicontohkan bahwa total alokasi anggaran untuk pendidikan adalah 20 persen dari APBD, namun dari itu baru tiga persen untuk peningkatan mutu. Inikan salah satunya pasti karena informasi yang ada dari bawah tidak seluruhnya diterima secara utuh. Sehingga dalam memprioritaskan dana tadi tidak mengena pada targetnya. Nah, apabila akreditasi dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa ini adalah untuk peningkatan kualitas pendidikan maka pastinya proses di bawah akan utamakan validatas data dan informasi tadi, agar pemerintah daerah mampu mempriortitas pembagunan dalam dunia pendidikan,” urainya.

Baca Juga:  Prosesi Pedang Pora, Lepas Handrio Wicaksono Akhiri Tugas di Polres Sumba Timur

Diklat yang dilaksanakan hingga tanggal 15 Juni mendatang dan diikuti oleh 48 peserta itu, diharapkan oleh Wakil Bupati Sumtim, bisa menghasilkan asesor yang berkualitas dan punya andil dalam peningkatan mutu pendidikan. “Para asesor ini nantinya diharapkan setelah mereka melaksanakan akreditasi ke sekolah-sekolah bisa memberikan gambaran yang riil seperti model pelayanan, penyiapan sarana dan prasarana juga kesiapan sumber daya manusia, dalam hal ini guru dan kepala sekolah dalam mewujukan harapan pemerintah daerah untuk peningkatan mutu sektor pendidikan,” jelas Umbu Lili pada wartawan selepas ceremonial pembukaan diklat itu. (ion)

Komentar