Waingapu.Com – Ratusan ribu kawanan belalang yang pernah menyerang Sumba dan menjadi hama beberapa tahun silam kembali muncul dan memasuki pemukiman
warga. Kawanan belalang jenis kumbara itu bahkan mulai menutupi sejumlah badan jalan dan memasuki pekarangan rumah warga Translok di Desa Persiapan Yubuwai, Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT.
Seperti disaksikan beberapa hari lalu, belalang yang masih berukuran sekira satu hingga dua centimeter itu, tak urung menimbulkan kecemasan warga setempat. Sekalipun warga telah selesai memanen hasil kebunnya.
“Untung saja belalang datang kami sudah selesai panen, kalau tidak bisa habis hasil di kebun kami. Tapi tetap kami kuatir jika belalang terus ada kami nanti tidak bisa bertani dengan tenang. Beberapa tahun lalu belalang pernah ada, datang ke kebun kami, lalu makan jagung dan tanaman lain kami sampai hanya sisa batang saja,” jelas Ndawa Lomi, seorang warga yang ditemui di sela-sela pertemuan warga penghuni Translok di Kantor Desa.
Munculnya belalang juga memicu pendapat warga yang menyatakan belalang itu merupakan kutukan dan marah leluhur. ”Ini belalangkan ada pemimpinnya, kalau ada jalan kemana pemimpinnya yang lain tinggal ikut. Ini belalang macam manusia juga dan muncul karena ada yang salah dengan pembangunan, seperti gali tanah-tanah yang sebelumnya keramat juga banyak orang yang sudah lupakan adat,” urai Bunga Padang, seorang warga yang juga ditemui ditempat yang sama.
Hingga kini belum ada langkah intensif dan sistematis dari intansi teknis terkait dalam menyikapi dan mengatasi serangan belalang ini.
“Kami sudah laporkan tentang belalang ini ke Dinas Pertanian, mereka pernah datang namun saat itu mereka belum menemukan belalangnya. Mungkin kedepannya mereka akan kembali lagi. Tapi saat ini kami sudah diberikan obatnya, tinggal nanti kami gotong royong untuk lakukan penyemprotan,” tandas Mbaku Ndjuka Andung, Pelaksana Tugas Kepala Desa Yubuwai, usai menggelar pertemuan bersama warganya.(ion)