Waingapu.Com – Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) non subsidi di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) lengang dan sepi dari kunjugan konsumen. Padahal tempat itu
sejatinya menjadi lokasi pengisian ataupun pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) non Subsidi, karena SPBU adalah penyalur atau pengecer BBM subsidi. Kondisi itupun menjadi keluhan operator dan pengawas APMS. Keluhan yang dibarengi tanda tanya besar, kemanakah para kontraktor besar membeli BBM untuk kebutuhan operasional dan mobilisasi kendaraan dan alat-alat beratnya?
Sepinya APMS memang bukan hanya rumor semata, seperti terpantau beberapa pekan silam, lokasi APMS memang nampak sepi. Bahkan dalam rentang waktu lima menit, belum tentu ada konsumen bersama kendaraan bermotornya mendatangi tempat itu.
Duduk dan bengong serta melemparkan pandangan ke arah jalanan dari salah satu sisi mesin penyedot dan penyalur BBM, adalah hal lumrah yang dilakukan Eki Bulu, operator sekaligus pengawas APMS Kanatang, Kecamatan Kanatang, Sumtim.
“Bisa hitung dengan jari dalam sebulan ada truk punya kontraktor dan pengusaha yang datang isi di sini. Padahal yang saya tahu, APMS ini khusus menjual dan menyediakan BBM untuk industri. Bahkan di musim proyek sepertI sekarang ini, tronton saja tidak pernah datang isi BBM di sini, tapi beberapa kali saya lihat tronton yang muat alat berat lewat disini,” jelas Eki seraya menambahkan APMS tempatnya bekerja menyediakan BBM jenis solar untuk non subsidi dan bensin atau premium bersubsidi.
“Paling yang buat kami ada kegiatan adalah warga sekitar sini yang datang isi bensin. Dan warga sekitar sini yang punya mobil diesel. Mereka tetap datang isi solar di sini walau hanya punya satu mobil saja. Tapi kontraktor atau pengusaha yang punya kendaraan banyak entah mereka isi dimana solarnya,” imbuh Eki.
Lebih jauh Eki menjelaskan, solar yang ditampung bisa mencapai empat kilo liter. Akan lebih cepat terserap jika ada kapal barang yang hendak bertolak dari pelabuhan Waingapu. Kalau tidak masih akan tersisa pada bulan berikutnya.
“Intinya saya tahu BBM non subsidi adalah untuk proyek-proyek besar dan industri dan adanya APMS ini adalah untuk menyalurkannya, tapi kenyataannya, saya di sini juga kawan-kawan lain justru jarang melayani kendaraan besar dan pembelian dalam jumlah besar dari para pengusaha atau kontraktor, paling pas ada kapal barang yang mau berangkat baru ada beli solar beberapa drum ke sini. Atau bia jadi mereka tebus langsung ke Depo Pertamina,” jelasnya.
Supardi, Manager/Kepala Depo Pertamina Waingapu, enggan untuk berkomentar ketika ditanya perihal persoalan dan keluhan ini kala dikonfirmasi wartawan. Menurut Supardi yang kala itu didampingi Muhamad Sikam, stafnya, pihaknya tidak berkompeten memberikan keterangan pers. Karena menurut Supardi, ketentuan internal Pertamina, yang paling berhak untuk memberikan keterangan atau konfirmasi kepada wartawan media massa cetak dan elektronik adalah pihak humas PT. Pertamina wilayah NTT yang berada di Kupang.(ion)