Waingapu.Com – Stok makanan berupa jagung dan beras perlahan mulai menipis dan bahkan habis, dampak kekeringan dan kemarau panjang serta hasil panen yang tidak optimal tahun sebelumnya, membuat sebagian warga di Desa Pambotanjara, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT, menyikapinya dengan mulai menyusuri lembah dan perbukitan. Warga terpaksa melakukannya untuk mencari umbi-umbian liar, sekalipun harus menyisir belukar.
Umbi-umbian itu nantinya akan diolah warga menjadi pangan cadangan untuk menghadapi kondisi kehasiban stok makanan, ditambah lagi musim penghujan yang hingga kini belum jua menunjukan gelagat kedatangannya.
Sejumlah warga yang ditemui mengaku, pihaknya tidak akan mencari ‘Iwi’ demikian warga menyebut umbi-umbian liar itu, jika stok makanan di dapur dan lumbungya masih mencukupi.
“Jagung memang masih ada, tapi itu untuk bibit nanti kalau hujan datang. Kalau beras juga ada tapi mau berapa lama, nanti juga habis. Jadi kita cari iwi untuk nanti kita buat jadi makanan,” jelas Frederika Mbati Mbana (26) warga desa Pambotanjara, yang ditemui beberapa hari lalu.
Frederika yang kala itu didampingi Mburu Ndihi (65) mencari Iwi di sebuah bukit yang dijejali belukar dan rerumputan kering itu lebih lanjut menjelaskan, proses pencarian mereka telah lakukan lebih dari seminggu.
“Sudah mau satu mingu lebih kami cari iwi, jadi sudah ada yang kering, tinggal nanti kita rendam. Yang ini, setelah kita gali, nanti kita iris dan jemur lagi,” imbuh Frederika.
Di sisi lain perbukitan itu, nampak Rambu Uru Hida juga sedang menggali Iwi. Namun sontak kemudian Rambu Uru memanggil wartawan untuk mendekat.
Kala didekati, Rambu Uru menjelaskan, ia menemukan Litang (Umbi-umbian jenis lainnya). Menurut Rambu Uru, litang tidaklah seperti iwi. Litang bisa langsung direbus atau dibakar dan kemudian dimakan. Sedangkan iwi, perlu dikupas, diiris dan dijemur sekitar empat hari. Setelah itu harus direndam di sungai dua sampai tiga hari lagi. Tak hanya sampai disini, Rambu Uru menambahkan, pasca direndam Iwi masih harus kembali di jemur dua hari, hingga kering. Dan sebelum dimasak, harus lagi direndam tiga puluh menit hingga satu jam barulah dimasak untuk selanjutnya di konsumsi. Jika proses ini dilangkahi, bahaya keracunan tak hanya sebatas mengintai namun juga langsung menyerang penyantapnya.(ion)