Waingapu.Com – Terbakarnya 28 rumah adat khas Sumba plus dua ‘rumah suci’ di Kampung Adat Tarung, Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat (Sumbar), NTT, Sabtu (07/10) petang kemarin, mengundang simpati ragam kalangan. Nada simpati, doa dan harapan, bantuan materi hinga niatan tulus mengalir untuk prahara Tarung.
Medsos dalam aneka bentuknya menjadi sarana ampuh untuk menggalang simpati, seperti halnya yang diserukan oleh account Facebook (FB) Eksepedisi Indonesia Biru, yang dimotori oleh Dhandy Dwilaksono, Ceo Watch Doc. Lewat accountnya Ekspedisi Indonesia Biru yang pernah melakukan pengambilan gambar untuk film dokumenter ke Kampung Tarung, April 2015 silam itu, memasang foto dan status dengan tagline ‘Solidaritas Untuk Kampung Tarung Sumba Barat, NTT’.
Seruan untuk menyalurkan simpati pada Kampung Tarung juga digemakan oleh Humas dan Protokol Kabupaten Sumba Barat. Dalam account FB-nya, institusi yang menjadi corong Pemkab setempat itu mengumumkan rekening untuk menyalurkan donasi bagi Tarung. Tagline ‘Pray For Kampung Tarung’ disebarluaskan sejak Minggu (08/10) malam kemarin.
Informasi lainnya yang juga diperoleh dari ragam sumber menyebutkan, pemerintah setempat telah mendirikan posko di eks Pasar Inpres Waikabubak, juga mempersiapkan bekas pasar ini sebagai tempat penampungan sementara bagi sekitar 300 jiwa yang menjadi korban musibah kebakaran itu.
Bantuan spontanitas juga terus mengalir diantaranya dari para pedagang dan pengusaha di sekitar kampung, lembaga peduli anak Save The Children, Sumba Hospitality Foundation, Rumah Budaya Sumba Barat Daya, dan lembaga maupun pribadi lainnya.
Ragam simpati ini menjadi bukti sahih, Nyala Api yang meluluhlantakan Tarung, justru menjadi pelecut terus berkobarnya simpati dan solidaritas. Ayo bersama kita bertarung bersama Tarung untuk bangkit dari Prahara!(ion)
