Waingapu.Com – Semangat perubahan yang diusung oleh duet Khristofel Praing dan David Melo Wadu (KP-DMW) sebagai Bupati dan Wakil Bupati diyakini keduanya hanya bisa diwujudkan jika ada partisipasi ragam elemen di Sumba Timur. Duo yang mengusung jargon Sejahtera, Harmoni dan Tertib (SEHATI) itu juga menyatakan terbuka akan masukan dan kritik dari perorangan, maupun lembaga, sejauh itu untuk kemaslahatan masyrakat.
Demikian diungkapkan kedua figur ini dalam kesempatan wawancara dengan sejumlah jurnalis yang bertugas di Sumba Timur, usai makan siang bersama di sela-sela kegiatan Rapat Kerja (Raker) Pamong Praja, Rabu (06/04/2022) lalu. Jurnalis yang berkesempatan wawancara dalam suasana santai dan bersahabat dengan dua figur ini yakni wartawan Timex, Victory News, MNC Media dan Suara Jarmas serta Pos Kupang.
“Kami tidak anti kritik, silakan mengkritik kami, beri masukan kepada kami terkait dengan hal-hal yang menyangkut kebijakan, tapi bukan untuk menjustifikasi bahwa pemerintahan ini salah. Kami mengeluarkan kebijakan tentu sudah ada regulatornya dan berpedoman pada regulasi. Jadi Kalau ada hal-hal yang teman-teman media beritakan dan itu menyangkut kritikan dan masukan dari masyarakat tentu akan kami dengar dan mencermatinya dengan seksama,” tandas David Melo Wadu.
Masukan dan kritikan yang diberikan, demikian David melanjutkan, akan menjadi ‘suplemen’ penting bagi pemeritah dalam hal ini dirinya dan Khristofel Praing sebagai Bupati dalam mengambil langkah-langkah serta kebijakan.
“Kembali saya katakan apa yang kita putuskan, kebijakan yang kita ambil tentu disesuaikan dengan regiulasi, aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Tapi jika ada saran atau kritik serta masukan silakan sampaikan secara beretika. Jika ada yang harus kami benahi atau revisi tolong sampaikan, biar ke depan langkah kami lebih mantap dan pasti untuk membawa Sumba Timur ke arah yang lebih baik,” paparnya.
Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dalam kesempatan yang sama, tepat di sisi David Melo Wadu kala itu, sebelumnya menguraikan selama memimpin selama lebih dari 1,5 tahun memang masih banyak hal yang belum diwujudkan sesuai harapan. Namun tidak bisa pula menafikan sejumlah hal positif yang diraih.
“Kita menjadi Kabupaten yang paling inovatif dari 62 kabupaten yang terkategori daerah ertinggal di Indonesia. Kita juga punya optimisme bahwa semua OPD harus punya inovasi dan itu akan terus kita dorong untuk terus ditingkatkan. Kita harus naikan grade tidak hanya terinivatif untuk kabupaten tertinggal kalau bisa untuk semua kabupaten,” tandasnya.
Minimnya anggaran, sebut Khristofel tetap harus disikapi dengan optimisme. Disnilah sebut dia dibutuhkan partisiptif ragam elemen di masyarakat. Alokasi APBD Kabupaten Sumba Timur untuk tahun anggaran 2023 sebesar Rp 1,2 triliun. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat pada 140 desa dan 16 kelurahan yang tersebar di 22 kecamatan telah disuarakan dalam Musrenbang beraneka ragam. Tak hanya itu, program dan rencana kegiatan perangkat daerah juga pokok pikiran anggota Dewan. Bicara anggaran, tidak bisa bicara Rp 1,2 triliun. Kita juga harus bicara nilai partisipasi di sana, ada masyarakat, dunia usaha termasuk para investor dan masyarakat sipil. Jadi kita berharap partisipasi masyarakat bukan mobilisasi, kita bicara partisipasi yang keluar dari dalam,” urainya.
Kristofel juga memaparkan, Sumba Timur masuk kategori 5 kabupaten dengan kemiskinan ekstrem di NTT. Namun Pemkab berhasil menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2 persen dari angka 29,6 menjadi 27,85 persen pada awal 2022. (ion)