Waingapu.Com – Hamparan padang sabana Sumba yang dimusim penghujan seperti saat ini, memang akan menyajikan sensasi tersendiri. Betapa tidak, sejauh mata memandang, rerumputan hijau dan sejumlah pepohonan akan menyejukan mata. Yaa, suasana seperti itu juga tersaji di Desa Mbatapuhu, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), NTT. Suasana inilah yang coba diresapi Saleh Husin, anggota DPR-RI, kala mengisi masa resesnya, Senin(03/03) siang hingga jelang petang kemarin.
Saleh yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Hanura di ‘Senayan’ itu benar-benar larut dalam suasana, betapa tidak, dengan lugas dan tangkas, Saleh menunggangi kuda khas Sumba yang berjuluk Kuda Sandlewood menyusur jalan sabana, menerabas rerumputan, menaiki dan menuruni perbukitan yang sering disebut bukit Teletubies itu.
Sensasi yang dicari Saleh yang juga Caleg Partai Hanura Dapil NTT II (Timor, Rote,Sabu dan Sumba) itu sejatinya hanyalah satu caranya untuk lebih dekat dengan topografi alam Sumba, khususnya Desa Mbatapuhu, yang mana hingga kini, warganya masih terus terkungkung dalam keterbatasan.
“Saya mau merasakan dan melihat dari dekat kondisi warga disini. Ternyata warga di sini tetap mencintai NKRI sekalipun mereka seakan ditepikan dari geliat dan gemerlap pembangunan dan perkotaan. Jalan raya di sini masih harus ditingkatkan agar bisa dilalui aneka kendaraan. Juga Fasilitas air bersih dan kesehatan harus dibenahi. Untuk itu, perlu figur wakil rakyat dan pemerintah yang miliki keterpanggilan hati dan kepekaan nurani menyikapi kondisi ini. Pemerataan pembangunan ternyata barulah manis dikonsep, sebagai anggota DPR-RI dan juga caleg Partai Hanura, saya tegaskan bahwa saya dan Partai saya akan tetap komit suarakan dan perjuangkan pemerataan pembangunan,” papar Saleh kala menyampaikan pesan dan kesannya dihadapan warga yang antusias menyambutmya dengan tradisi adat setempat.
“Ini sejarah bagi kami dan akan kami catat dalam hati. Pertama kali ada anggota DPR-RI datang ke sini. Jangankan anggota DPR-RI, anggota DPRD kabupaten dan Propinsi juga pemerintah di sini saja hampir tidak pernah dan mungkin pikir berkali-kali baru kesini,” tanggap Ama Nai Nita, seorang warga yang ditemui.(ion)