Waingapu.Com – Penyusunan Road Map (panduan) Pariwisata berkelanjutan adalah upaya positif bagi pembangunan ekonomi, sosial budaya serta lingkungan. Road Map ini bisa meminalisir dampak negative dalam kaitannya dengan berbagai aspek pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata.
Sejumlah point itulah yang mendasari sejumlah stakeholder (pemangku kepentingan/pihak terkait) dalam bidang pariwisata, menggelar konfrensi atau pertemuan di Sumba Barat Daya (SBD), Sabtu (30/09) esok hingga Minggu (01/10). Demikian intisari rencana kegiatan yang termaktup dalam undangan yang diterima redaksi Waingapu.Com beberapa hari lalu.
Pertemuan yang digagas oleh Yayasan Sumba Hospitality bersinergi dengan Glion Hotel School itu, rencananya akan dihadiri sejumlah stake holder dari pelbagai bidang. Pertemuan itu sendiri selain akan menghadirkan sejumlah pembicara dan pelaku dunia kepariwisataan yang professional dibidangnya. Tak hanya itu, juga melibatkan sejumlah aktivis LSM dan para pegiat media massa.
“Kami menyadari bahwa ide pengembangan Road Map harus lahir dari sebuah kesadaran bersama dan menjadi ide dan harapan masyarakat Sumba. Untuk itu diperlukan diskusi dan sharing ide, belajar bersama serta belajar dari banyak orang yang telah mempraktekkan ide pariwisata berkelanjutan. Perencanaan pariwisata berkelanjutan harus inklusif dan mendapatkan persetujuan dari banyak stakeholder bahkan semua masyarakat,” jelas Dempta Bato, ketua Yayasan Sumba Hospitally, yang menandatangani undangan kegiatan ini.
Proses penyusunan Road Map itu, demikian papar lanjut Dempta akan dilakukan dalam pertemuan stakeholders untuk memetakan tentang kondisi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan di Sumba saat ini. Selain itu roadmap dapat diimplementasikan melalui Perencanaan Pembangunan Pariwisata Keberlanjutan untuk Pulau Sumba berdasarkan masukan-masukan dari para stakeholder yang mengikuti pertemuan.
Pertemuan ini akan digelar di Sekolah Hotel Sumba Hospitality, Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, SBD.(ion)
