Waingapu.Com – Keluarga Riku Nanga yang berdomisili di RT13/RW05 – kawasan Transmigrasi Lokal (Tanslok) Papuu Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur (Sumtim) – NTT, sebelumnya tidak pernah menduga bahwa bantuan hampir tiap hari akan mengalir ke rumah mereka. Pasalnya, sebelumnya diinformasikan keluarga ini mengalami kondisi prihatin sejak lama dan kian menjadi dalam masa pandemi Covid-19. Hal itu dikarenakan, tidak miliki penghasilan yang mencukupi untuk keseharian mereka. Ketiadaan uang untuk membeli beras, dan stok jagung yang menipis, keluarga ini mengaku pernah beberapa hari hanya mengkonsumsi buah kesambi.
Informasi tentang Riku dan keluarganya itu akhirnya sampai ke telinga Umbu Father, ketua Vixion Rider Waingapu (VRW) melalui Odem Resiona, Pendamping PKH setempat. Khabar yang kemudian mengetuk hatinya dan rekan – rekan sesama anggota VRW. Bantuan dalam bentuk Sembako dan barang lainnya akhirnya mereka salurkan Minggu (24/01) lalu. Komunitas itu kemudian memposting kunjungan mereka disertai paparan singkat tentang pasutri Riku Nanga dan Hana Ata Lendi serta delapan anaknya hidup sebagai keluarga miskin di rumah translok yang telah menua hingga jauh dari kata layak huni itu.
Dari sinilah cerita simpati dan donasi kemudian mengalir ke keluarga Riku. Pun keluarga ini juga tak menduga akan dikunjungi Tim dari Garda SEHATI, Selasa (02/02) lalu, yang mana saat itu datang bersama Khristofel Praing, Bupati Sumtim terpilih, dan Umbu Yanto Diki Dongga, anggota DPRD Sumtim dari Partai Nasional Demokrat. Keharuan terasa kala itu, apalagi tanpa sungkan, Khristofel mengendong anak dan juga cucu Riku, setelah sebelumnya berbincang-bincang ramah pasca memberikan bantuan sembako. Keluarga inipun disebutkan juga dijanjikan bantuan ‘bedah rumah’
Simpati untuk Riku dan keluarganya tak hanya sampai di SEHATI, para Slankers dan Slanky (penggemar group Band Slank) yang tergabung dalam Slank Fans Club (SFC) Sumtim berkolaborasi dengan Waingapu Scooter Club (WSC) Sabtu (06/02) siang lalu juga mengantarkan donasi.
“Kami bawakan beras, pakaian, tikar, kelambu serta makanan dan minuman instant yang kami kumpulkan dari anggota kami. Kiranya bisa meringankan beban mereka. Tidak banyak tapi ini bentuk respect atau kepedulian kami SFC,” jelas Fathullah Algadrie, Sekretaris SFC Sumtim pasca menyerahkan bantuan ke isteri Hana Ata Lendi.
“Ini realisasi kecil kami akan spirit Peace, Love, Unity and Respect atau PLUR yang sering kami gemakan, hingga tidak jadi sebatas jargon,” tandas Dion Umbu Ana Lodu, ketua SFC Sumtim yang kala itu didampingi oleh Bud-Bud sebagai Ketua Bidadari Penyelamat SFC Sumtim, selepas foto bersama para anggota SFC dan WSC dan keluarga Riku.
“Jangan lihat besarnya, karena berbagi bukan tentang seberapa besar dan berharganya hal yang kau beri, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang kau dan kita beri,” ungkap Ryan Maramba, Wakil Ketua WSC sembari membidikan kameranya dan menawarkan sirih pinang pada Hana dan juga Odem Resiona, pendamping PKH dan Martin Lodo, Ketua RT 13/ RW 05 yang juga hadir kala itu.
“Terima kasih banyak, saya mau bilang apa lagi. Ini bapanya anak-anak ada pergi di tempat duka, mungkin sore atau malam baru pulang,” kaya Hana dengan wajah yang nampakcerah, walau gurat keletihan akan berantya hidup mereka sebelumnya masih nampak tergambar di wajahnya itu.
Simpati untuk Riku ternyata juga menular. Pasalnya di Pappu ini ada pula keluarga miskin lainnya yang membutuhkan uluran tangan. Realita itulah yang membuat anggota SFC dan WSC juga menyalurkan donasi berupa beras, makanan dan minuman instant, juga tikar dan pakaian pada keluarga Tunga Retang dan Hendrina Hana Endi, seorang janda beranak satu.
“Saya tidak sangka sama sekali tadi dapat bantuan ini. Saya sendiri di sini, Isteri dan anak saya tinggal di kampung sana. Saya tanam jagung saja ini,Terima kasih,” ungkap Tunga Retang, seorang Bapak berusia 63 tahun yang tinggal sendirian di rumahnya yang jugatelah lapuk dindingnya itu.
“Sebagai RT saya hanya bisa ucapkan terima kasih, karena warga saya sudah terbantu. Hanya Tuhan yang bisa balas budi baiknya. Saya dan keluarga penerima bantuan hanya bisa balas dengan doa. Bantuan untuk ibu janda Hendrian akan saya antarkan nanti, karena kebetulan sekarang yang bersangkutan tidak ada dirumahnya,” ungkap Martin pasca menjadi saksi penyerahan donasi pada ketiga warganya itu.
“Saya hanya memberikan informasi awalnya pada Umbu Father, saya tidak duga juga simpati mengalir seperti ini. Bukti bahwa solidaritas itu tetap ada dan terpelihara sekalipun di masa pandemi Covid-19 ini. Sekali lagi terima kasih buat semuanya,” kata Odem. (ion)