Jakarta, Waingapu.Com – Petinju kelahiran Sumba, Jansen Hebi Marapu telah tiba di Jepang untuk bertarung melawan Taiga Imanaga, petinju asal Negeri sakura itu. Jelang tanding yang dijadwalkan pada Selasa (25/7/2023) itu Hebi merasa makin fit.
“Selamat pagi Aya (Kakak), terima kasih. Saya sudah di Jepang,” demikian pesan singkatnya pada Waingapu.Com Jumat (21/7/2023) pagi tadi.
Untuk diketahui selain berlatih dan mempersiapkan diri dengan keras serta disipilin, manajemen Hebi Marapu benar – benar memandang serius pertandingan itu. Guna mendukung agar hasil maksimal bisa diraih perjuangan Hebi Marapu juga di dukung tim nutrisi olahraga yang memantau asupan gizinya.
Dukungan tim untuk perencanaan dan pengawasan asupan gizi dan nutrisi bahkan melibatkan ahli dari Universitas Esa Unggul. Adapun 2 ahli yang dilibatkan yakni Dr. Mury Kuswari, S.Pd., M.Si dan Nazhif Gifari, S.Gz.
Kedua ahli dimaksud sebelumnya pernah terlibat dalam persiapan para atlet taekwondo yang berlaga di Sea Games Hanoi, Vietnam silam. Dimana tim itu kemudian meraih satu medali emas, empat medali perak, dan empat medali perunggu.
“Saya juga merasa lebih fit dan kondisi tubuh lebih enak. Awalnya memang tidak mudah karena mau makan harus lapor, ada yang harus dikurangi, ada yang harus ditambah. Tapi ini masalah kebiasaan saja. Lagi pula, ini adalah konsekuensi dari pilihan saya menjadi petinju profesional,” tandas Hebi.
Dalam pers rilisnya, manajemen yang menaungi Hebi Marapu lebih lanjut menguraikan, guna mendapatkan hasil optimal, tim nutrisi olahraga selalu berkoordinasi dengan pelatih tentang program latihan. Selain itu juga terus memantau parameter fisik Hebi secara berkala, yaitu berat badan, persentase lemak, dan massa otot.
“Jika Hebi dalam tahap latihan intensitas tinggi, kami rekomendasikan pemenuhan protein. Kami juga menjauhi sauna dan diet ketat. Kami bukan pesulap atau dukun. Kami bekerja berdasarkan target. Penurunan berat badan dilakukan secara gradual hingga waktu bertanding. Kami juga selalu memantau supaya jika target tidak tercapai kami tahu masalahnya ada di mana,” jelas Nazhif.
Dipaparkan Nazhif dan Mury, dalam program gizi yang dikonsumsi Hebi, keduanya tidak banyak merubah menu konsumsi. Hal itu karena kedua akhli ini berprinsip gizi yang tepat tidak memerlukan bahan makanan yang mahal dan bisa didapatkan dari bahan makanan yang ditemui sehari-hari. Tida hanya itu, penurunan berat badan dilakukan dengan cara yang aman dan tanpa mengalami dehidrasi pada saat bertanding.
“Ini analogi yang sederhana. Coba bayangkan, mobil sport seperti Ferrari diisi bahan bakar premium. Pasti performanya tidak akan maksimal. Atau, diisi solar. Jadinya malah rusak. Jadi jika ingin performanya optimal, bahan bakar harus tepat. Contoh lain yang juga sering terjadi adalah kapasitas tangki 40 liter, tapi hanya diisi 10 liter. Akibatnya bisa kencang tapi tidak sampai finis,” papar Mury.(ion)